Jadi loe tuh enak banget sih? Gue sumpah iri banget sama lo.
Apa enaknya? Gue udah kayak mau mati gini.. inilah, akibat dari ngerasa diri superheroine,jadi semua kerjaan aja diambil - giliran deadline panik jiwa raga kayak sekarang. Bingung mau mulai dari mana! Blah..
Nah itu, enak banget... kayaknya kerjaan lo itu sangat bervariasi, hidup lo sangat dinamis...
Dinamis? Kelimpungan, jungkir balik dan gak pernah tenang, tepatnya.
Iya, apapun. Daripada kayak gue, cuma ibu rumah tangga - sehari-hari online, trus ngurusin anak, nganter anak sekolah, online lagi... Jalan-jalan sama ibu-ibu muda lainnya, gitu dehhh. Gue pengen sekolah lagi, trus lulus, trus kerja, trus bebas jalan-jalan kayak lo.
Kayak gue? Yakin lo?
Iya. Daripada jadi ibu rumah tangga kayak gue? Duuuuh, seandainya gue nggak menikah buru-buru dan sempat kerjaaaa...
Jadi ibu rumah tangga juga bukan pekerjaan sepele, gue aja belum tentu bisa ngurus-ngurus printilan di rumah, orang beresin kamar aja males...
Tapi gue bosen. Seandainya gue belum nikah, kayak elo, enak kali ya...? Kerja, trus ngabisin duit hanya buat keinginan lo pribadi.. Asli gue sirik.
Ya udah, lo kerja aja dong... susah amat...
Nggak bisa, satu - gue nggak mau anak-anak gue jadi anak-anaknya pembantu atau baby sitter, dua - nggak boleh sama laki gue.
Hmm..
Tau nggak, gue kadang-kadang suka sebel, lo kalo ditelepon pasti jawabannya kalo nggak lagi di luar kota atau pasti lagi ribet ngejar deadline, sedangkan gue - setiap lo telepon, kalo nggak jawabannya lagi di play group anak gue, lagi di mall, lagi di rumah ibu-ibu pengajian atau di mall.
Bo, tapi kan loe traveling juga,kan? Kemarin katanya dapet jatah cuti keluarga ke Hong Kong? Ya nggak sih?
But, it wasn't your type of traveling... Atau lebih tepatnya itu bukan traveling tapi darma wisata bersama keluarga staff perusahaan laki gue yang penuh dengan belanja suvenir...
Ya udah, ikut gue deh, di perjalanan berikutnya..
Nggak bisa... kalau udah menikah, sebelah kaki gue terikat pada keluarga...
....
I envy you. Seandainya gue masih single..
Itu adalah secuplik perbincangan saya dengan seorang teman. Saya terdiam mendengar bahwa ia iri pada kehidupan saya, padahal selama ini saya selalu merasa hidup saya seperti roller coaster ride, naik turun, jungkir balik nggak jelas.
Dan sayalah yang (kadang-kadang) agak mengiri juga dengan beberapa teman yang hidupnya tenang-tenang saja, menikah dan berkembang biak, hidup dari uang suami tanpa harus kelimpungan, jika ingin memenuhi kesenangan traveling, tinggal tunggu jatah suami cuti - atau kalau kebetulan suami kaya, ya tinggal menengadahkan tangan. Tidak seperti saya, yang suka lupa kemampuan diri mengambil setiap kesempatan mroyek dan menabungkan semua honor dan gaji (sedangkan menabung itu kadang-kadang menjadi hal yang mustahil ketika terlalu banyak godaan menarik berupa barang-barang konsumsi. *Jangan salahkan saya - barang konsumsi ya harus dikonsumsi,kan? Hehe*)
Dan sekarang? Wow,Salah satu dari orang yang hidupnya tenang, ternyata iri pada saya.
Well, menikah muda adalah pilihan kehidupan yang mau lo jalanin kan?
Iya sih...
Nah dalam setiap pilihan, ada harga yang harus dibayar - ketika lo menikah, mungkin harga yang harus dibayar adalah lo nggak bisa ngerasain hidup tanpa tanggung jawab sama orang lain seperti gue trus kebetulan lo nggak dapet pasangan hidup yang membolehkan lo untuk seenaknya juga; beda kayak temen gue dan lakinya, nikah tapi rock 'n roll, brasa single aja mereka.
Iya kali ya... ada harga yang harus dibayar dalam setiap pilihan..
Well, tiba-tiba saya merasa betapa selama ini saya kurang bersyukur akan kehidupan. Padahal semua yang terjadi adalah harga yang harus dibayar dari pilihan saya sendiri (dan sesungguhnya saya sangat menikmati pilihan-pilihan dalam hidup saya, walaupun saya sering sekali mengeluh..)
Waiiiittt...
Ada yang sirik pada kehidupan saya!
Artinya - kehidupan saya nggak payah-payah amat juga kan?
Recent Artworks in Gallery
Recent Posts in Blog
0
komentar