Gila ya loe, jalan-jalan mulu. Sering amat?
Itu kata seorang teman di jendela maya YM. Saya hanya tersenyum simpul. Setahun sekali perjalanan agak jauh tapi gila-gilaan sampai miskin, diselingi perjalanan-perjalanan kecil seputaran pulau Jawa. Sering? Nggak kan? Biasa saja. (Dalam satu sesi pembicaraan lain dengan ibu ini, kami pernah berkeluh kesah betapa merananya menjadi kaum proletar sejak lahir, mau jalan-jalan, mau beli SLR Digital, mau ini, mau itu, musti susah payah. Ingat Ms.Ratna Ariyanti? huehehe)
Tapi tak urung, jemari saya menari-nari di atas tuts keyboard, mengetikkan jawaban.
Ya gimana yaaa. Bukannya setiap orang itu harus mendapatkan spiritual orgasm, untuk menjaga diri supaya tetap sane? Dan caranya beda-beda.
Beberapa detik kemudian, muncul huruf-huruf dalam jendela saya.
Iya sih. Eh, tau nggak, gue juga suka dapet spiritual orgasm kalau berhasil memenuhi deadline dengan baik dari sejuta kerjaan gue.
Saya tersenyum lagi. Beeuh, keren bener, bisa dapat spiritual orgasm karena kerjaan - begitu pikir saya.
Jemari ini spontan mengetik.
Itu elo! Itu hanya berlaku bagi orang-orang yang gila kerja. Bukan gue! hihihih...
Tanpa harus menunggu, muncul lagi kalimat dalam jendela.
Waks. Sial. Eh kepikir gak lo, kalo sebenarnya kita semua ini masochist? Mendapatkan kepuasan from being physically or emotionally abused?
Huaaa! Sepertinya nggak, deh.
Saya ketikkan jawaban. Singkat.
Elo doang kali. Gue nggak.
Saya menolak mentah-mentah ide bahwa saya adalah masochist. Saya normal - completely normal, tidak suka disakiti, baik secara fisik maupun emosional.
Jawaban darinya muncul beberapa saat kemudian.
Beda bidang, gue dikerjaan, kalo elo.... Gak kapok-kapok jatuh cinta, mutusin, diputusin, ninggalin dan ditinggalin - padahal jelas-jelas kondisi kayak gitu kan nyakitin banget? Nggak enak.
Eh? Iya ya? Oooops.... saya baru sadar bahwa salah satu hobi saya adalah menyakiti diri secara emosional (haha!) dan fisik - Saya suka tattoo dan ditattoo - betapa adrenalin ini naik ketika denging mesin terdengar dan jarum itu menyayat kulit. Saya juga suka peircings. :D. Dilukai seperti itu benar-benar kenikmatan tersendiri bagi saya (alah! hiperbola...hihi - boong deh, saya tidak suka proses disakitinya, tapi saya suka hasil jadinya : sexy dan gaya. hihi..:P)
Jangan-jangan saya masochist juga.
Hihi, bener juga ya? Jangan-jangan sebenernya, tanpa sadar kita semua itu masochist. Huahaha.
...
Baru saja saya menyudahi sesi percakapan di jendela maya itu - tiba-tiba saya menerima sebuah pesan pendek.
- Jeng, tau nggak sih cara ngilangin bete dan sakit gara2 patah hati sama mantan yang udah totally get over you?
sender:
Superhero
+6281*******
Halah!
Segera saya membalas
Waks? Kan udah 2 tauuun? Lo gila. Betah amat patah hati, katanya superhero, kok karena cewek jadi menye-menye? Atau jangan-jangan elonya yang seneng sakit patah hati jadi terus-terusan ga berusaha bangkit? Duh, lo masochist juga deh kayaknya.
Send.
Baru terdengar delivery report untuk superhero, ada pesan pendek masuk lagi.
- Neng,gue benci banget deh kerja kantoran.Stress! Depresi! Mau gila nih! Pengen keluar, tapi kenapa gak keluar2 ya? Padahal tinggal tulis surat resignment.Edan.
Sender:
pengangguran-wannabe-tapi-takut-kere.
+6281********
Waks.
Sepertinya memang benar, semua orang masochist dengan caranya sendiri-sendiri. :D
Now, are you a masochist?
UPDATE : BOOKBOX NEWS
wahai para masochist (hehehe), kita udah nerima lagi sumbangan buku-buku dari beberapa orang, selengkapnya liat di sini. Thanks a lot yaaa :-)