Buat kalian, oleh-oleh itu apa sih? Suvenir atau makanan khas daerah?
Mmm, apa sih istimewanya suvenir dan makanan khas daerah? Bisa nggak ceritakan pada saya ada apa dengan benda-benda itu?
Cara mendapatkannya? Let's say, kita pergi ke pusat kerajinan daerah, memilih suvenir, berinteraksi sedikit dengan penjual hanya untuk menawar harga lalu pulang, that's it, tidak ada cerita. Belum lagi kenyataan bahwa suvenir dan makanan khas daerah itu bisa didapat di mana saja. Contoh, celana batik yang banyak dijual di lapak-lapak cenderamata sepanjang jalan Malioboro, Jogjakarta itu bisa dengan mudah saya temukan di Pasar Baru, Bandung.
Hanya dua oleh-oleh yang sangat berharga bagi saya : cerita dan benda menarik yang kebetulan ditemukan di jalan. Tidak semua orang ngeh dengan apa yang dimaksud dengan benda yang kebetulan ditemukan di jalan, itu bukan benda asal ambil dari tong sampah, tapi harus mempunyai cerita, yah katakanlah : sampah bercerita.
Dulu, teman saya pernah memberikan bungkus rokok, yang ternyata adalah rokok terakhirnya karena setelah itu ia kehabisan spare uang, hanya cukup untuk makan dan ongkos pulang. (saya selalu request agar mereka bercerita ada apa dengan benda itu saat memberikannya pada saya)
Hanya benda yang memiliki cerita cukup 'jedang' yang saya simpan dengan dimasukkan dalam plastik, sisanya entah ke mana (dduh, maaf ya teman-teman yang lain.)
Mm, kalau teman saya sih suka mengumpulkan daun kering dari berbagai tempat. Setiap saya bepergian, dia selalu request. Maka di tempat tujuan, saya akan memungut dan mengeringkan daun dari jalan dengan cara menjepitnya di antara buku jurnal saya.
Ohya, selain meminta, saya juga suka mengumpulkan sendiri 'sampah bercerita' dalam perjalanan saya, yang kadang saya simpan sendiri, kadang saya berikan pada orang lain.
Untuk perjalanan kali ini, saya mengumpulkan batu yang dipakai untuk memukul tumit yang kemasukan bulu babi (dua buah), salah satunya sudah saya berikan pada teman saya di kantor. Yang lain adalah kulit kerang yang saya ditemukan di antara tumpukan rumput laut yang iseng saya makan langsung..
Ada yang bilang saya konyol karena memperberat bagasi dengan hal nggak penting. Menurut kalian, saya konyol nggak sih?
Tadinya saya pikir tidak, tapi lama-lama saya jadi ragu sendiri, ngapain juga ngumpulin sampah? (hihihi)
Oh ya, ini oleh-oleh saya perjalanan kemarin, cerita-cerita, tanpa sampahnya :
PS: Eh tapi kemarin saya juga sempat beli kain tenun khas daerah kok, untuk ibu, adik dan bunda saya di kantor yang memang pencinta dan pengkoleksi kain tradisional.
Masih ada lagi sih, semacam selendang kecil, saya beli karena celana cargo saya lepas kancingnya di tengah jalan, daripada melorot, selendang itu saya perlakukan sebagai ikat pinggang. Seharusnya saya beli satu, warna merah, tapi karena penjual tidak punya kembaliannya, saya beli dua, satu lagi warna hitam.

Yang hitam (foto di atas) belum terpakai, ada yang mau? Kirim e-mail ke sini, sertakan alamat pos kalian, nanti saya kirim (catatan : tidak berlaku untuk orang-orang yang tinggal di luar Indonesia, ongkos kirim mahal bo!). :)