>
>
Diganggu oleh setiap oom-oom dengan pertanyaan “Lagi ngapain?” dan “Mau ke mana (yang saya jawab dengan “lagi nambal ban.” dan “Ke Bangladesh” lalu ekstra jawaban “saya nggak mau diganggu.”)
Terbakar hebat di bawah sinar matahari (uhm saya sangat mencintai warna kulit saya yang coklat kemerahan sekarang,tapi tidak untuk bagian bahu yang terkelupas, by the way).
Berjalan keliling kota sendirian memperhatikan berbagai aktivitas (Bohong, saya naik kendaraan umum, atau kalau sudah kesasar, saya menyewa ojek)
Membiasakan telinga mendengar logat yang sangat asing di telinga saya (asal jangan berbicara terlalu cepat, saya mengerti,kok..)
Berlayar dengan perahu yang tidak meyakinkan menuju ke pulau Kera dan pulangnya diterjang ombak (tapi itu belum cukup, karena sepanjang pulang pengemudi perahu tersebut bercerita mengenai perahu lain yang tenggelam di laut yang kami arungi. Ha! Please deh.)
Berenang di pantai siang bolong, pagi-pagi dan nyaris malam-malam kalau saja ombaknya tidak terlalu besar (sayang, saya masih belum PD untuk berenang nude)
Membaca dua dari banyak buku Paulo Coelho dan mendengar Cozy Street Corner sambil menunggu sunset
Menginjak bulu babi (yang ternyata, ugh, obatnya adalah harus dikencingi.. haha.. Gosh! Saya masih merasa nista sampai sekarang).
Kaki memar, terluka dan telapak sedikit sobek menabrak karang (nama saya sekarang kaki-bonyokus).
Berlayar ke pantai Nembrala yang indah, memasang tenda, berbaring di pasir sambil melihat full moon dan kelap-kelip bintang serta mendengar debur ombak.
Bisa langsung makan rumput laut yang baru dipanen, melihat coral dan bintang laut berwarna biru dan merah, memakan ikan bakar yang langsung dipancing dari laut.
Bertemu Banana, seorang Australia yang sangat mencintai Nusa Tenggara Timur dan berbahasa Indonesia (dengan logat melayu kupang) yang sangat aktif (hey, saya juga mencintai tempat itu, rasanya ingin pindah dan membuat cottage bagi para surfer, tidak akan menikah dan memacari setiap tamu-tamu yang datang. Yea, then my parents will kill me..Haha)
Bertemu Piet, seorang penjaga taman hiburan kesepian yang membuat saya terbirit-birit ketakutan. Dia memaksa saya untuk menemaninya sambil bertanya apakah saya sudah mempunyai calon suami atau belum (saya terpaksa mengaku bahwa saya sudah menikah dan dari matanya, saya yakin ia tahu saya berbohong, yang penting bisa kabur.)
Bertemu teman-teman lama dan baru yang ramah dan kocak
Mengadakan pelatihan dadakan dan membagi kemampuan yang saya punya pada mereka yang tertarik dan membutuhkannya.(hehe, ini membuat liburan saya menjadi lebih berguna. :D)
Menjadi juri dadakan untuk sebuah lomba.(hehe, ini lagi-lagi membuat liburan saya menjadi lebih berguna. :D)
Mengobrol dengan tiga anak SMU membolos untuk berenang di pantai lalu jumpalitan terjun ke laut dengan gaya super berbahaya masih mengenakan celana seragamnya.
Merasakan kupu-kupu dalam perut setiap berdekatan dengan pria timur petualang yang sederhana dan pintar (sepertinya, dia akan selalu menjadi fling dalam setiap perjalanan saya ke timur. )
Coba di pantai
Can somebody help me..
Bawa aku ke pantai
(andai di pantai | oppie andaresta)
Yuk ah misi'. Cerita-cerita selengkapnya ntar, di sini. Gue lagi agak mendengki menerima sms seorang sahabat yang bilang bahwa mereka sedang rame-rame ke pulau Semau. Huh, ada gue di sana aja... nggak ke Semau X-(