“Guru itu adalah orang yang tahu segalanya . Ensiklopedia dan kamus hidup.”
Begitu pikir saya sewaktu kanak-kanak. Sosok guru yang ada dalam benak saya adalah seseorang yang sabar, menyenangkan dan maha-tahu.
Itu sebabnya dulu saya tidak pernah mau menjadi guru, jelas karena merasa tidak mampu untuk memenuhi seluruh kualifikasi ideal tersebut.
Satu; saya bukan orang yang penyabar.
"bego bener sih, gitu aja nggak bisa?" – itu yang sering saya katakan waktu mengajar adik membaca.
Dua ; saya bukan orang yang menyenangkan.
This stay-away-from-me attitude of mine! Kalau perempuan lain memiliki 2 kromosom 'X' , saya memiliki 2 kromosom plus kromosom 'nyebelin'.
Tiga; saya bukanlah orang yang mampu untuk menjadi si maha tahu
Saya tidak suka membaca buku-buku yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan, bacaan favorit saya adalah komik dan novel karya enid blyton-yang-kagak-ada-matinye itu – kalaupun buku ilmu pengetahuan, dikemasnya haruslah menarik, bukan seperti buku-buku wajib baca yang dikeluarkan oleh Departemen Pendidikan yang semuanya basi.
Ketika usia saya menjelang tujuh belas dan lagi nyebelin-nyebelinnya, saya pernah menantang seorang (calon) guru sejarah (yang sedang kerja praktek di sekolah saya) untuk menjawab seluruh pertanyaan saya bertubi-tubi; dan sebagai informasi – saya bertanya seperti itu bukan karena tidak tahu, tapi karena iseng.
Kalau siswa iseng karena guru membosankan, salah siapa? Salah siswanya? Enggak kan? :P
Saat itu –walaupun sudah dijelaskan- tidak henti-hentinya saya bertanya “kenapa?”, “kenapa?”, “kenapa?” . Dan akhirnya beliau kehabisan kata-kata, dan kehilangan kesabaran. Saya disuruh keluar kelas.
“Ih, ni guru udah goblok, kok tukang marah-marah, ntar nggak laku-laku,lho!”
Begitu pikir saya sambil berlalu ; Hilanglah sudah semua citra ideal seorang guru dalam pikiran saya.
Sejujurnya saya tidak pernah bermimpi untuk menjadi guru. Kalaupun sekarang saya sudah nyaris delapan tahun menjadi seorang dari mereka, sebut saja itu karena kecelakaan. :). Berawal dari mengajar anak-anak SD di Sekolah Minggu, sampai sekarang mengajar mahasiswa-mahasiswa di kampus.
Saya baru menyadari, ada hal yang perlu dikoreksi tentang anggapan mengenai guru : guru itu bukan si maha tahu. Tugas guru bukan untuk memberikan segala informasi bagi murid, buat apa? Tokh itu semua bisa mereka dapatkan di buku. Tugas guru adalah sebagai teman diskusi yang menyenangkan dan sabar; tentang banyak hal, yang (mudah-mudahan nantinya) dapat memberikan pengetahuan baru – bagi murid dan bagi dirinya sendiri. (jangan salah; Ketika mengajar, guru itu sekaligus belajar bersama-sama dengan muridnya)
Begitu banyak hal baru yang bisa saya dapat ketika mengajar.
Begitu senang saya mengobrol dengan mereka.
Begitu sering saya dibuat speechless oleh mereka.
Begitu sering saya mengeluarkan kata-kata ”Mmm, saya nggak tau, tapi bakal saya cari, dan saya kasih tau jawabannya minggu depan!”
Begitu sering saya belajar untuk menghargai pendapat orang lain.
Begitu sering saya belajar untuk menjadi lebih menyenangkan.
Begitu sering saya belajar untuk menjadi lebih sabar.
Eh,satu lagi nih! tau nggak, sekarang saya juga sudah memiliki jawaban andalan untuk menghadapi murid yang bertingkah menyebalkan seperti saya dahulu- bertanya hanya untuk iseng, loh! Gini nih : ”yeee, mana gue tau, emang gue buku? Cari dong, trus dibahas! Gue aja materi ngajar nyari sendiri!”
Sssst, sini deh, jangan bilang-bilang ya? .... Saya mencintai pekerjaan saya (ya iyalah, dodol! Kalo nggak, gak mungkin sampe delapan taun!)
Recent Artworks in Gallery
Recent Posts in Blog
0
komentar