Tiga orang anak SMP sedang bercanda di depan tempatku berdiri, sambil menikmati teh botolku. Ketiga anak itu bercengkrama sambil tertawa-tawa riang. Entah dimana lucunya, karena bagiku cara mereka bercanda sangat tolol. Mendorong temannya ke jalan raya bukanlah perbuatan cerdas, kan? Padahal saat itu, begitu banyak kendaraan yang berlalu lalang.
Ketabrak lu mampus.
Pikirku, sambil sedikit berharap agar ada orang dewasa lain yang menegurnya. Tapi tidak ada, dan artinya permainan mereka tidak berhenti, bahkan semakin menjadi, bukan hanya mendorong, tapi berusaha membuat temannya tersungkur ke tepi jalan. Mengerikan.
"Eh, ati-ati ketabrak!" tegurku, pada akhirnya. Ketiga anak itu menoleh, melihatku dengan pandangan tidak suka, lalu bergeser beberapa langkah dari hadapanku. Sempat kudengar, salah satu dari mereka berseru, "rese!"
Menyebalkan, tapi aku diam saja, sambil terus memperhatikan ketiga anak itu ditempatnya yang baru..dan.. ternyata mereka melanjutkan permainannya kembali.
Hhhh, dasar anak monyet! Kebiasaan hidup dihutan kali,yak?
Rutukku sambil tak melepas pandangan dari ketiga anak SMP tadi. Permainan semakin parah, tapi daripada mereka mengataiku dengan tante-tante-rese-yang-cerewet, kudiamkan saja mereka. Aku ingin membuang pandanganku ke arah lain, tapi entah kenapa, berkali-kali aku kembali melihat ke arah tiga anak monyet itu. Woohoo, semakin menggila.
Tiba-tiba, aku melihat sebuah motor, berjalan di tempat yang semestinya, ya itu, di jalan, dan pada saat yang bersamaan, salah satu dari anak monyet tersebut terjatuh ke jalan.
AWAS!
Otakku berteriak demikian, tapi tak ada satu suarapun keluar. Bruk! Tabrakan. Salah satu anak monyet tadi tertabrak oleh motor tadi. Untung motor tersebut melaju tidak terlalu kencang. Sang Pengendara motor terjatuh, motornya menimpa anak monyet tadi. Bukan kecelakaan yang hebat, tidak ada darah mengalir, tidak ada otak berceceran, tidak ada tulang yang patah, aku melihat anak tadi terluka gores, tidak parah, kulit lutut yang terkelupas sedikit itu wajar, luka semacam itu mungkin saja diperoleh jika jatuh dari sepeda, dari sepatu roda, atau karena tersandung waktu berlari-larian, Keadaan pengendara motor pun, yah biasa saja, spion motornya patah, tapi si pengendara tidak terluka, hanya jaket kulitnya yang sobek sedikit.tapi tetap saja : kecelakaan ya kecelakaan.
"Bawa motor yang bener atuh pak!" tegur seorang ibu yang dari tadi diam saja sambil menolong anak monyet yang celaka tadi. Ha? Heran deh, dijalan raya, seringkali orang-orang lebih memihak pada pihak yang tak berkendaraan, padahal belum tentu orang yang tidak berkendaraan itu tidak bersalah.
"Lah, ni anak yang nakal! Main dorong-dorongan!" pengendara motor menarik motornya berdiri sambil mendelik sebal, si anak monyet menunduk.
Iya oom, marahin aja, kayaknya dirumah dia nggak diajarin kalo dorong-dorongan dijalan raya itu, selain membahayakan diri, juga membahayakan orang lain.
Gumamku, lalu membayar teh botol pada pemilik warung dan pergi dari sana.
Recent Artworks in Gallery
Recent Posts in Blog
0
komentar