Pergi : Terusan Pasteur - Pasteur - Cihampelas - Wastukencana - Taman Sari - Ganeca
Pulang : Ganeca - Dago -Siliwangi - Cihampelas - Cemara - Cipaganti - Setiabudi - Sukajadi .
Sudah tidak terhitung berapa kali, aku melewati rute tersebut, sedikitnya satu kali dalam seminggu. Sejak tahun 1995 sampai tahun 2000, dilanjutkan tahun 2001 sampai kini. Sudah lebih dari seratus kali, tentunya!
Aku berani bilang, aku sudah sangat mengenal setiap sudut jalan-jalan itu., aku tahu dimana aku akan terjebak bersama-sama dengan mobil lain karena jalan menyempit gara-gara pembangunan flyover Paspati yang tidak kunjung selesai, aku tahu aku harus melambatkan mobil di jalan Taman Sari bawah karena terlalu banyak mbak- mbak- terawat- menyebrang- dengan- pelan- sambil- bolak-balik -tersenyum manis-kayak -lagi- di -catwalk, aku juga tahu aku harus berhati-hati di dekat kampus supaya tidak mengejutkan kuda-kuda yang sedang ditunggangi anak-anak kecil dan mencelakakan mereka. Jalan-jalan itu milikku, daerah kekuasaanku, wilayah jajahanku!
Bukannya sombong, tapi aku juga berani bilang, aku tidak pernah merasa perlu memperhatikan jalan melewati daerah kekuasaanku. Tidak jarang, dalam perjalanan aku lebih memilih untuk melakukan hal lain daripada memperhatikan jalan; seperti menelepon atau meng-sms selamat pagi untuk pacarku, membaca majalah setiap terjebak macet, sarapan, malah jika hari itu aku telat bangun, aku berdandan di mobil! Seperti yang kubilang, aku sangat kenal wilayah jajahanku, jadi tanpa berkonsentrasi penuh pada perjalanan pun tetap saja aku sampai tujuan dengan selamat.
"Lo nyetir nggak pake kacamata bisa?" temanku pernah menumpang pulang dari kampus menuju ke rumahku suatu malam.
"Bisa, gampang.." jawabku sambil mencari gelombang sebuah stasiun radio.
"Emang jalan keliatan?" tanyanya khawatir.
"Nggak juga sih, nyantai, gue udah hafal kok. Merem juga bisa, mau gue buktiin?" tanyaku sambil menggodanya. Dia adalah salah satu temanku yang mudah panik.
"Berani merem lo gue gebok!" umpatnya.
Dan benar saja, kami sampai di rumah dengan selamat, padahal aku tidak begitu memperhatikan jalan, asyik mengobrol.
+++++
"eh, flyovernya udah kliatan bentuknya!" cetus sepupuku. Dia sedang berlibur di kotaku dan menginap di rumah. Sebagai sepupu yang baik, aku berjanji untuk mengantar-ngantarnya berbelanja, tapi sebelumnya aku harus ke kampus terlebih dahulu.
"ha, masa sih?"
"Iya lagi! terakhir gue kesini masih rangka beton doang!" jawabnya. Aku menoleh, eh.. iya.. sekarang sudah terlihat bentuknya!
"Mbak, mbak! Kok sekarang pohon yang disini udah nggak ada ya?" ia berseru.
"pohon? Pohon apaan?" ups, memang dulu disitu pernah ada pohon?
"Loh? Kampus universitas ini kok udah bagus ya, waktu itu kan bangunannya bapuk banget!"
"Iya gitu?" Aku menoleh, uh, itu kampus tempatku pernah mengajar! Dan benar, bangunannya sudah jauh lebih baik daripada dahulu.
Celetukan-celetukan sepupuku benar-benar membuat aku terbengong-bengong. heran melihat kenyataan, bahwa telah banyak perubahan yang luput dari perhatianku dan baru aku sadari, ketika sepupuku berkomentar!
Hmmm.. tiba-tiba aku merasa, Jalan-jalan itu bukan milikku, bukan daerah kekuasaanku, bukan wilayah jajahanku! Lucu, yah merasa asing, di tempat yang sering dilewati?
Mulai besok gue merhatiin jalan ahhhhh!
*hun, ini nih hasil ngobrol tengah malam kita beberapa hari yang lalu ;-)
Recent Artworks in Gallery
Recent Posts in Blog
0
komentar