Saya baru pulang beribadah. Kalau kata ibu, saya adalah anggota GKB alias Gereja Keliling Bandung, karena sejak awal tahun ini, saya selalu pergi ke berbagai macam gereja yang ada di Bandung. (Kalau saya sih lebih senang menyebut tour de gereja.)
Selama nyaris setehun ini saya sudah menyambangi berbagai macam gereja, mulai dari yang mayoritas anggotanya adalah orang-orang Batak (dan sialnya tidak satu pun kata-kata yang saya mengerti, karena khotbah menggunakan bahasa batak! Cam mana pula aku bisa ngerti, Lay! :D), orang Tionghoa, Sunda, orang-orang timur Indonesia bahkan bule-bule. Malah gereja Katolik juga pernah, diiringi takut melakukan kesalahan karena tata ibadahnya cenderung berbeda.
Oh ya, barusan saya beribadah di gereja yang terletak di jalan Dago.Di gereja ini, terkenal oleh banyaknya anak-anak kampus pada setiap kebaktian sore. ;-). Khotbahnya kurang lebih memiliki inti : jika ingin masuk surga, tinggalkanlah dosa.
Duh, bukannya ini default template khotbah setiap agama?
Belum ada satupun khotbah para pemuka agama tersebut yang bisa membuat saya mengalami orgasme spiritual (Dan, alasan inilah yang membuat saya melakukan tour de gereja; mencari pengalaman orgasme secara spiritual).
Kecenderungan khotbah adalah menuturkan apa yang ada di dalam kitab suci; tanpa bisa memuaskan batin saya (tsah!) yang bertanya-tanya : Kenapa harus begitu? Konteksnya apa? Ada latar belakang sejarahnya nggak? Maksud filosofis dari bab-bab dalam kitab suci apa? Makna simbolik dari kejadian-kejadian itu apa?)
Pada akhirnya, saya berkesimpulan - bahwa nyaris semua khotbah memiliki inti : pokoknya begitu, titik - udah nurut aja!.
Dan di saat-saat saya labil jaya beberapa tahun lalu, saya juga sempat merambah mempelajari agama-agama lain, sama saja. Tidak ada satu orang pun yang bisa memberikan penjelasan paling masuk akal dan logis dari pertanyaan saya yang kurang lebih berbentuk 'Kenapa oh kenapa ini tidak boleh dan itu diharuskan?"
Saya sama sekali tidak bermaksud untuk mencela klasifikasi hasil bentukan kebudayaan yang disebut agama ini.
Saya yakin, seyakin-yakinnya, jika bisa dijabarkan dengan baik -- jika dikaitkan dengan ilmu pengetahuan, jika dilihat secara kontekstual, jika dilihat latar belakang sejarah dan budaya - semuanya akan terjawab dengan memuaskan sekaligus masuk akal dan tidak menyisakan pertanyaan why oh why.
Sayangnya, saya (pribadi) sering melihat betapa orang sering memisahkan antara agama dan ilmu pengetahuan. (Atau bahkan gaswatnya, tanpa berbekal pengetahuan yang cukup, dengan seenaknya memotong lalu mengadopsi perintah agama sebagian, untuk menjadikannya sebagai pembenaran melakukan suatu hal; jadi bisa pakai alasan "Kan kata agama juga blablablabla..", gitu ganti)
Bukan sekali dua saya menerima kritik seperti ini : "Udah deh, jangan banyak tanya, amini aja, kalo lo ngait-ngaitin dengan ilmu pengetahuan lama-lama lo jadi skeptis..atau malah jadi agnostik atau atheis"
Seandainya saya bisa begitu, mungkin kehidupan saya akan tenang seperti teman-teman saya, nggak banyak tanya, pokoknya memakai taglinenya Nike : just do it. Tapi saya nggak bisa - rasanya membingungkan bagi saya untuk melakukan segala sesuatu tanpa ada alasan yang paling logis, kenapa saya lakukan itu.
Saya nggak bisa cuma ke gereja, karena katanya ke gereja itu wajib.Titik.Saya nggak bisa menerima 'fakta' (fakta yang dipercayai oleh banyak orang) bahwa Tuhan itu berjenis kelamin laki-laki (dalam lagu rohani berbahasa Inggris, Tuhan sering digantikan dengan He).Saya nggak bisa dengan begitu saja mengasihi sesama karena agama mengajarkan demikian, karena yang saya percaya berbuat baik dan mengasihi sesama itu adalah kewajiban yang harus dilakukan setiap manusia, atas nama kemanusiaan. Saya nggak bisa dengan mudahnya menerima ajaran tentang eksistensi manusia berdasarkan agama - masih banyak lagi.
Intinya, saya tidak bisa melakukan (atau tidak melakukan) segala sesuatu karena agama mewajibkan (atau melarang) itu, tanpa ada penjelasan logisnya, karena itu sama saja dengan melakukan ritual, kebiasaan.
Sedangkan, bagi saya, bukannya beragama itu sama saja dengan mencari orgasme spiritual alias kepuasan batin?
Terkadang saya merasa diri saya salah gaul, karena saya dikelilingi oleh orang-orang pencari hakekat - inti dari semua hal, bukan hanya lapisan luar saja. Semua hal kami pertanyakan sampai nyaris frustasi.
Coba kalo nggak ?
Entri-entri beginian tidak akan pernah ada di blog ini, kan?
Oh ya, selamat menjalankan Ibadah Puasa, bagi yang menjalankannya
.....dan Selamat memasuki minggu baru.
:)
Recent Artworks in Gallery
Recent Posts in Blog
0
komentar