Perempuan-perempuan tersayang,
Sudah lama saya dibombardir oleh banyak cerita mengenai kita; perempuan. Kenyataan-kenyataan yang saya dengar, saya lihat bahkan saya alami sendiri cukup mengganggu tapi sekaligus juga menyadarkan bahwa menjadi perempuan itu sebenarnya berat dan tidak mudah.
Kalian kenal teman saya?
Nggak ya?
Identitas aslinya tidak penting, sebut saja namanya Lee. Seorang perempuan cantik dengan lekuk tubuh yang seksi.
Lee memutuskan untuk resign sekitar beberapa minggu yang lalu.
Awalnya saya berpikir karena ia tidak tahan bekerja kantoran seperti saya; tapi saya salah - apa yang terjadi pada Lee membuat saya geram.
Ia mengalami pelecehan yang dilakukan atasannya; seorang ekspatriat dari salah satu negara di Asia yang memang secara berolok-olok sering diidentikkan dengan besarnya libido (selain banyak bulu, ukuran alat kelamin dan bau kurang sedap, maaf). Si Boss Asia Gila itu memang tidak pernah menyentuh tubuhnya, tapi dari cara beliau memandang tubuh Lee, belum lagi usaha-usaha pantang putus asanya untuk mengajak Lee kencan membuat gadis itu (dan saya yang mendengar ceritanya) gerah. Sejuta kali Lee menolak, sejuta satu kali Boss Asia Gila itu mengulang permintaannya, sampai Lee merasa tertekan, tidak aman dan ketakutan terus menerus.
Lee bercerita, bahwa di hari terakhirnya bekerja, tiba-tiba salah seorang kolega, perempuan, sambil bercanda (tapi tidak lucu, tentunya) berkata "Ya pantes aja si boss nafsu sama lo, badan lo bohay gitu sih."
Perempuan perempuan tersayang,
Apakah kalian melihat ada yang salah, dari pernyataan itu?
Apa?
Tidak?
Hm, kacau.
Pernyataan itu kan menempatkan Lee sebagai pihak yang bersalah.Yang salah bentuk badannya. Lalu, si Boss yang mengganggu Lee, apa kabar?
Padahal coba pikir, bukan keinginan Lee juga kan, mempunyai bentuk badan sedemikian rupa?
Dan gilanya, pernyataan itu keluar dari mulut seorang... perempuan juga.
Oh, tolonglah, menjadi perempuan saja tidak mudah, jadi masih perlu perempuan menyerang perempuan lain?
Saya jadi berpikir, betapa seringnya perempuan disudutkan dan dijadikan pihak yang bersalah jika ada kasus-kasus pelecehan.
"Bajunya minim sih.."
"Dia cantik sih.."
"Tampangnya emang mengundang"
"Kelakuannya murahan"
Bahkan salah seorang laki-laki yang pernah dekat dengan saya sempat mencetuskan kalimat "Memang ada perempuan-perempuan dengan bawaan murah dan mengundang godaaan, ada juga perempuan-perempuan dengan bawaan mahal sehingga orang segan untuk mengusik."
Tidak, tidak...
Tidak ada alasan apapun bagi siapapun untuk memperlakukan seorang perempuan secara semena-mena, tidak bentuk fisiknya, tidak kelakuannya, tidak gesture-nya, tidak pakaian yang dikenakannya. Bahkan tidak juga pekerjaannya.
Iya, pekerjaan! Kadang-kadang orang merendahkan perempuan dengan profesi tertentu, seperti Pekerja Seks Komersial, misalnya.
Dalam salah satu wawancara yang pernah saya lakukan untuk sebuah proyek penelitian mengenai Pekerja Seks Komersial, dengan sukarela mbak itu menceritakan, bahwa pengalaman tersial sepanjang karir ke-PSK-annya adalah pernah terjaring operasi penertiban.
Kenapa?
Karena petugas-petugas penertiban tersebut memperlakukan mereka semena-mena. Saya tidak perlu menceritakan secara detil, karena mendengarnya saja saya jijik. Yang jelas, Mbak tersebut merasa sangat tidak nyaman, ketakutan dan tertekan ; sama seperti Lee yang diperlakukan anonoh oleh boss Asia gilanya.
Kalian tahu, PSK juga perempuan. PSK juga tidak boleh diperlakukan semena-mena. Jangan pernah mengatakan "Ah wajar mbak itu diperlakukan demikian, kan dia PSK."
Perempuan-perempuan tersayang,
Jangan pernah merasa jadi pihak yang salah jika kalian mengalami hal-hal tidak mengenakkan. Satu-satunya yang ngaco di sini adalah pikiran para pelaku yang ngeres.
Perempuan-perempuan tersayang,
Jangan pernah percaya bahwa goyang ngebor, ngecor, gergaji, vibrator, patah-patah dan sebangsanya sebagai hal yang patut disalahkan akan peristiwa-peristiwa pelecehan atau tindakan semena-mena yang dialami oleh kaum perempuan.
Perempuan-perempuan tersayang,
Jangan mengamini bahwa majalah Playboy, Lipstick dan teman-temannya, yang katanya berisi gambar-gambar mengundang syahwat sebagai sumber masalah kehancuran perilaku anak bangsa.
Perempuan-perempuan tersayang,
Jangan mengamini bahwa kemolekan tubuh kita adalah petaka (Dan jangan pula menambah susahkan posisi perempuan dengan menyalahkan perempuan lain; sekalipun jangan pernah menyebut "ya pantes aja diperlakukan demikian tu cewek, salah sendiri jalan-jalan sambil ngerokok,kayak cewek gak bener" atau "salah sendiri pake rok mini!")
Kalau tubuh kita memang berlekuk seksi karena sudah kodratnya kita memiliki payudara, pinggang, pinggul dan pantat demikian, salah siapa?
Kalau kita cantik nan molek, salah siapa?
Kalau kita tahu dengan baju, dandanan, dan tattoo (ehm!) tertentu kita terlihat -seperti yang sering disebut oleh majalah metropolitan - fabulous, salah siapa?
Kita?
Nggak kan?
Perempuan-perempuan tersayang,
Yang salah ..eh sebentar, kita tidak perlu menyalahkan siapa-siapa, lebih baik kita sebut saja begini : yang lemah adalah otak mereka. Ada satu pembuktian bahwa mereka lemah; perumusan butir demi butir RUU-APP. Lihatlah, bahkan untuk mengendalikan pikiran mereka sendiri, mereka tidak mampu; sehingga dirasa perlu untuk membuat aturan-aturan untuk membatasi dan mengendalikan lingkungan dan orang-orang di sekeliling mereka.
Padahal, hellooo..., sekali lagi, sumber masalah dan satu-satunya yang perlu dibatasi dan dikendalikan adalah pikiran mereka.
Perempuan-perempuan tersayang,
Sekarang, sebagai penutup, mari nyanyikan bersama-sama sebuah lagu dari Anggun yang berjudul In your Mind.
Ambil suara....
"Aaaaaaiidoooon...."
yak, sama-sama...
satu..dua..tiga...Aiiidooon* want to believe
And i don't want to live
By the excuses
Of your weakness
`cause a woman should do
What she wants to do
There is no reason
For your shallow aggravation
Nothing wrong with this dress I wear
Nothing wrong with this smile I dare
Nothing wrong with my long back hair
I'ts all in your mind, in your mind
Nothing wrong with this legs you see
Nothing wrong with this lean body
And nothing wrong with the woman in me
Its' all in your mind, in your mind
I just want to be sure
Don't want anymore
You're calling out names
Oh what a shame
Just open your mind
Then maybe you'll find
That there's no reason
For your shallow aggravation
This is the time
To change your mind
There's still a chance
To change your mind
It's plain to see
From anywhere that the only thing wrong
Is your irritating mind
Salam manis dari teman perempuan kalian yang manis (haha!)
Sepatumerah
*maksudnya : I don't
hehehehe...
update :
Setelah memposting entry yang ini, saya menerima banyak e-mail yang tidak setuju bahwa sumber masalah adalah pikiran plus tuduhan bahwa saya 'menyerang' kaum atau pihak tertentu.
Saya malas membalas satu persatu, jadi untuk yang sudah meng-email, saya hanya ingin meresume komen 1 dan 2 dari Rheina:
Kalau pikiran sudah nggak ngeres, tentunya :
1. Realitas pelecehan seksual dan perbuatan semena-mena nggak bakal terjadi - yang kemudian menimbulkan protes-protes semacam entry ini.
2. Dan,bukan masalah-masalah printilan seperti menutup aurat, majalah, foto, film, goyang Inul etcetera yang bakal menjadi sesuatu yang urgent untuk diurusi secara nasional, karena bukannya Indonesia punya issue yang lebih besar untuk diurusi?
IMHO, lho... Dan sekali lagi saya tidak bermaksud menyerang pihak dan kaum tertentu.
Viss, Jangan panas dong ahhh... ;-)
Udah ah, capek.
Butuh asupan kafein dan nikotin nih.
Perempuan-perempuan tersayang : Be good.It's a cruel world outside.(halaaah! huehehe)
Recent Artworks in Gallery
Recent Posts in Blog
1 komentar