Sabtu kemarin, murid-murid SMU saya baru saja menjalani Pra-UAN 1. Kebayang, dong.. bagaimana jenuhnya mereka? Saya sih, masih ingat dengan jelas, bagaimana saya membenci masa-masa menjelang UAN (dulu EBTANAS), di mana sekolah dan guru-guru seolah-olah bersatu padu dan bekerja sama untuk menyiksa murid, dengan memberikan terlalu banyak latihan, ulangan, pelajaran tambahan dan try out EBTANAS.Ingin muntah rasanya. Hih, amit-amit.
Jadi saya sangat maklum, jika murid-murid saya susah berkonsentrasi dan bete berat. Akhirnya, daripada memaksakan diri, lalu end upnya terjadi huru hara akibat kegiatan setrap-menyetrap, marah-memarah dan lawan melawan, saya hanya memberikan mereka sedikit materi, lalu membebaskan mereka untuk melakukan apa yang mereka mau.
Mereka mulai berkelompok-kelompok dan melakukan aktivitas yang mereka suka : ada yang berkelompok membahas teenlit dan chicklit, ada yang berkelompok membahas musik, ada yang berkelompok membahas film, ada yang berkelompok mendesain busana buat prom night, ada yang berkelompok membahas..temannya.
Macam-macam.
Tapi ada satu kelompok yang menarik perhatian saya. Mereka adalah para murid-murid cowok yang di kelas selalu jadi trouble maker, my favorite type of students, dengan tipikal : kritis, cerdas, jahil, bandel, cerewet, senang menjadi badut kelas, senang nyeletuk, anak band (atau anak basket atau anak penelitian yang tidak nerdy, tentunya), dan mostly... gorgeous (maafkan, saya memang penikmat keindahan lawan jenis.hehe)
Mereka berkelompok dan bermain-main dengan batang-batang korek api yang mereka dapat entah dari mana (mungkin salah seorang dari mereka merokok, hm? Guru BP tau nggak ya?). Dengan batang-batang tersebut, mereka bergantian membuat soal matematika sederhana.
Saya hanya menyimak, dan ikut menebak
Salah seorang dari mereka menyusun batang-batang tersebut seperti foto di atas, membentuk soal matematika yang salah : 8 + 1 = 1. Perintah yang diberikan adalah : Jadikan soal matematika ini benar, hanya dengan memindahkan satu batang korek api.
Untuk soal ini, masih mudah, bahkan mungkin mudah banget, bagi para anak teknik dan yang terbiasa dengan hitung menghitung, (iya lah, kalau bagi saya yang alerhi angka dan matematika saja mudah, ya buat para penggila dan pengakrab angka mungkin hanya seupil. :D)
Tinggal angkat batang yang ada di tengah-tengah angka 8, sehingga membentuk 0 + 1 = 1
Pindahkan batang yang membentuk tanda plus (+), ke angka satu di belakang tanda sama dengan (=), horizontal di puncaknya, sehingga membentuk 8 - 1 = 7
Lalu saya berpindah mengobrol macam-macam dengan kelompok-kelompok lain, mengobrolkan mending kuliah di mana, bimbingan di mana, bahkan saya sempat dicurhati soal percintaan oleh salah satu dari mereka (ha! Padahal saya bukan ahli percintaan, la wong percintaan sendiri saja bermasalah mulu.Haha!)
Ketika kembali ke kelompok bermain batang korek api, sudah terdapat soal baru : Hanya dengan mengangkat/memindahkan/menggeser satu batang korek api, jadikanlah bilangan 1180 ini menjadi dua puluh lima.
Sekian lama saya berpikir, gimana ya caranya? Anak-anak lain dalam kelompok, mulai menggaruk-garuk kepala, senggol-senggolan, bahkan ada yang dengan gilanya mulai menjabarkan dengan rumus matematika entah apa.
Akhirnya, anak-anak itu menyerah (saya juga, tapi diam-diam), si pembuat soal dengan bangganya menunjukkan kunci jawaban.
Mau tau?
Ah, saya tidak akan memberitahukannya sekarang... nggak seru.
Nah, buat kalian, bisa nggak kalian pecahkan soal ini? Barang siapa yang bisa menjawab dengan tepat, nanti saya kirimi hadiah berupa...
Persahabatan yang indah (alah, joke awal 90-an banget ga sih? Seangkatan dengan joke "Susah ya? Sini, saya bantu... dengan doa.." :D)
Selamat mencoba.
UPDATE
Iye, jawabannya bener. Doh! Sebal.
Ga rame.... ibu ini udah tau jawabannya :D Berhubung jawabannya bener, dan anda yang pertama kali menjawab, mau ta' kirimi postcard gak? ;-)
Jangan lupa, project ini masih berlangsung di sini