0
komentar
Hallo, Bay?
Ya?
HAPPY BIRTHDAY!!!!
Hah?
Gue yang pertama ngucapin happy birthday kan, Bay?
Hah?
Kok 'Hah Hah' Mulu sih?
Mmmm.. masalahnya, gue ulang tahun tuh 2 hari yang lalu,Mbak..
Eh? Serius?
Iya.
Gak mungkin..sekarang lagiiii.
Yeee.. yang ulang tahun siapa sih?
Ya?
HAPPY BIRTHDAY!!!!
Hah?
Gue yang pertama ngucapin happy birthday kan, Bay?
Hah?
Kok 'Hah Hah' Mulu sih?
Mmmm.. masalahnya, gue ulang tahun tuh 2 hari yang lalu,Mbak..
Eh? Serius?
Iya.
Gak mungkin..sekarang lagiiii.
Yeee.. yang ulang tahun siapa sih?
Hi,Du..
Ya?
HAPPY BIRTHDAY!
Lho? Belum lagiiii, masih seminggu lagi.
Ih, Hari ini lagi harusnya.
Seminggu lagi, sumpah!
Gue kok yakinnya hari ini ya?
Terserah lo deh.
Ya udah, HAPPY BIRTHDAAAAY!
Selamat, anda sudah menjadi orang yang mengucapkan selamat ulang tahun buat saya paling cepat.
Hihihi.
Ya?
HAPPY BIRTHDAY!
Lho? Belum lagiiii, masih seminggu lagi.
Ih, Hari ini lagi harusnya.
Seminggu lagi, sumpah!
Gue kok yakinnya hari ini ya?
Terserah lo deh.
Ya udah, HAPPY BIRTHDAAAAY!
Selamat, anda sudah menjadi orang yang mengucapkan selamat ulang tahun buat saya paling cepat.
Hihihi.
...
Ulang tahun adalah hal penting bagi saya. Bukan ulang tahun pribadi saja, tapi ulang tahun orang-orang di sekitar; keluarga, sahabat, saudara dan seterusnya.Karena itu, saya selalu menyediakan tempat untuk mengingat tanggal-tanggal keramat masing-masing dalam space di otak saya.
Apa yang saya lakukan jika mereka berulang tahun?
Ya memberi kado, lah! Apa lagi?
Tapi kado-kado yang saya berikan selalu hand made, karena saya percaya, sejelek apa pun , jika itu hasil susah payah sendiri, maka akan semakin berharga bagi penerima. Untuk itu saya selalu sudah meribetkan diri sendiri sejak seminggu bahkan sebulan sebelum ulang tahun mereka.
Untuk ulang tahun ibu saya, pencapaian yang paling rumit adalah memberikan selendang handmade batik tulis sutra dengan teknik colet. Hasilnya rapi? mmm, biasa saja, saya kan pembatik musiman, hanya membatik kalau ingin, jadi tangan saya tidak cukup stabil untuk menggoreskan malam menggunakan canting. Untuk nenek saya, pencapaian tertinggi adalah membuat lukisan cat minyak di atas canvas, untuk tante saya, pencapaian tertabah adalah membuat tas rajutan bermotif kembang. Untuk ayah, scrapbook, eh atau novel bergambar tentang ayah, ya? Lupa deh. Lalu ada lagi hiasan dinding dari kerajinan tusuk silang, topi hasil crocheting, black forest, puding coklat, tom yam soup, praline, mmm... apa lagi ya? Banyak deh, oh ya yang jelas ada tambahannya, kartu ucapan yang juga saya buat sendiri.
Hhhh.. okay.. saya mengaku sekarang; itu terjadi zaman dulu, saat saya masih muda, berenergi dan tidak sering terkena penyakit malas. Sekarang sih enggak. Saya lebih suka membeli kado plus kartu jadi lalu membungkus sendiri, di rumah pada hari H-nya... H+1 baru saya serahkan pada yang berulang tahun.
Ini semua gara-gara saya mulai memiliki ponsel yang memiliki fitur pengingat - iseng saya masukkan tanggal-tanggal mereka ke dalam jadwal, diset jam 12 tepat pada pergantian hari menuju hari ulang tahun seseorang.
Dan.. ealah, ternyata itu berakibat fatal bagi kemampuan mengingat , hanya dalam waktu 3 bulan, satu persatu tanggal yang tadinya sudah melekat dalam otak menghilang. Otomatis tradisi ribet-ribet sebelum ulang tahun juga menghilang, saya hanya terima beres diingatkan oleh alat itu.Nah, yang gawat adalah jika ada tanggal tak tercatat dalam fasilitas mengingat, pasti terlewat. Kalau begitu, keesokan harinya saya akan menerima sebutan "Ih, sombong! Ulang tahun gue lupaaa!".
Saya sempat berniat untuk belajar kembali mengingat tanggal ulang tahun. Tapiiiii, belakangan ini banyak sekali hal-hal yang menyibukkan saya (fyi, nggak selalu hal penting, kok.hehe).So, apakah niat mengingat itu berhasil? Nggak tuh... lihat saja, saya sering terlalu cepat memberi ucapan selamat atau terlambat sekalian. (apa ini efek umur juga ya?)
Ohya, ngomong-ngomong soal ulang tahun, beberapa pagi yang lalu ibu menegur saya gara-gara melupakan ulang tahun mbah putri. Duh, itu rasanya benar-benar nggak enak.Buru-buru saya masuk ke dalam kamar Mbah putri untuk mengucapkan selamat ulang tahun. Sambil bertekad, sepulang kantor nanti, saya akan membeli kado untuknya
(karena yakin saya pasti akan kembali lupa, maka saya tempelkan post-it bertuliskan 'beli kado buat mbah' di dashboard mobil -- dan, benar kan? sorenya saya nyaris lupa, untuk ada catatan post-it. ).
Kado pilihan saya adalah sehelai syal berwarna mutiara. Saya sempat menghitung-hitung waktu dari membeli sampai pulang, benar-benar jauuuuuuuuh lebih singkat dari masa ribet-ribet bikin kado sendiri dulu.
setengah jam memilih, tiga menit membayar, lima menit perjalanan menuju wrapping counter, 10 menit membungkus, 2 menit menghitung biaya. 4 menit perjalanan dan membayar di kasir, eh RALAT! Jadi enam menit, karena saya sempat takjub dengan angka-angka yang tertulis di nota. Duuuh...ngebungkus kayak gitu aja kok mahal banget ya? Hhhhh...
Dalam waktu kurang dari dua jam, saya sudah bisa pulang ke rumah membawa kado ulang tahun berbungkus cantik. Lebih praktis, tapi ya itu, rasanya seperti tidak memberikan kado secara maksimal. Hanya saja kalau harus ribet-ribet membatik seperti dulu, ngngngng.. kayaknya sih males ya? :D