"Tapi gue gak berani makenya!" temanku mengeluh.
"Ahh, makenya gampang kok, sini gue ajarin! keurseus privaat sama gue" kataku sambil (setengah) merebut kotak yang dipegangnya. Ku buka kemasannya. Ia hanya bisa pasrah melihatku.
"beneran gak papa pake ini?"tanyanya lagi dengan wajah kuatir.
"Gak papa! Kalo apa-apa gak mungkin dong gue pake? Enak kok!"
"Iya sih, sakit gak?" wajahnya terlihat semakin kuatir.
"Agak sakit pertamanya. Cuma kalo udah sering, udah biasa aja kok, jadi candu, ngerasa aneh kalo gak pake malah!.."jawabku lalu melanjutkan,"mana tangan lo?"
gadis itu mengulurkan tangan kanannya. Kuberikan isi kemasan tadi padanya.
"Trus?" ia mengerutkan keningnya, tanda tidak mengerti.
"Ya udah pasang aja..." jawabku.
"How?"
"Buka yang lebar, terus masukin deh kedalemnya, that simple, kok!"
Gadis itu menghela nafas berkali-kali, ini adalah pengalaman pertamanya, selama ini jika kulihat, dia tidak pernah berani 'aneh-aneh', sampai seminggu yang lalu, saat kubujuk dia untuk membeli barang itu. Kuyakinkan dirinya bahwa memakainya tidak berbahaya sama sekali.
"Ngeri!"ia memandangku dengan menghiba.
"Aisssh... sekarang basahin dulu, soalnya kalo kering biasanya perih." Kataku. Lalu kuraih botol berisi cairan yang kemarin dibelinya bersama dengan barang itu.
Ia membasahinya dengan cairan.
"Trus?" tanyanya.
"buka yang lebar, jangan gerak-gerak, trus masukin ke dalemnya!" kataku.
Gadis itu menuruti saranku, membuka lebar-lebar dan berusaha keras memasukan barang itu kedalamnya.
"Aduuuh, susah!"keluhnya.
"ya elunya santai aja dong, jangan gemeteran kayak gitu, gimana mau bener- bener masuk kalo lo gemeteran?"omelku.
ia berjuang memasukkan barang itu, dibukanya lebar-lebar, perlahan aku dapat melihat barang itu masuk ke dalam.
"satu lagi! Jangan lupa dibasahin dulu.." aku memperingatkannya.
"Huhu, satu lagi yah? Kenapa gak satu aja sih? Kenapa mesti dua?" ia mengeluh.
"Brisik, ayo, satu lagi!" omelku. Ia menurut, dibasahinya benda itu ditangannya, lalu sama seperti sebelumnya, ia membukanya lebar-lebar, lalu memasukkan barang itu ke dalamnya lagi.
Sambil menunggu gadis itu memasukkannya, kuraih botolnya, dan kubaca kegunaan cairan itu, oh ternyata selain sebagai lubrikan, cairan ini juga berfungsi sebagai desinfektan. Kuman atau apapun tentunya akan mati dengan cairan ini. Aman.
"Gampang kan?" tanyaku, ketika melihat keduanya sudah terpasang.
"Iya sih, tapi sakit!"matanya mulai berkaca-kaca. Mungkin ia merasa nyeri atau pedih.
"Lu nggak papa?"aku mulai kuatir.
"nggak!" tapi airmata mengalir di pipinya.
"Sakit ya?"tanyaku lagi, semakin kuatir.
"Rada..."
"Hmm, baru pertama, coba dibiarin limabelas menit, kalau masih sakit, lepas aja deh..." kataku menenangkan dirinya (sekaligus menenangkan diriku)
Kutunggu reaksinya selama lima belas menit. Tampak ia sudah tidak begitu merasakan sakit, malah sepertinya sudah mulai terbiasa dan menikmatinya.
"Gak papa kan?" tanyaku.
"Gak..."
"udah mulai kerasa enak, kan?"
"Iya sih.."
"nah, lo tuh gak boleh lupa, dipake atau gak dipake, harus selalu dikasih cairannya, dan kalo gak dipake harus disimpen di tempatnya juga.." kataku.
"OK, boss!" ia sudah mulai bisa tersenyum, lega aku melihatnya.
"Nyaman gak?" kataku.
"lumayan.." ia berkata sambil terus memandangi cermin, melihat perubahan warna matanya, "keren juga ya?" serunya.
"Iya,kan? Sayang lo milihnya warna coklat tua, jadi gak begitu keliatan.." jawabku.
"Ntar lah, 3 bulan lagi, warna abu-abu atau coklat muda!" ia sudah mulai bisa tersenyum.
"Satu yang bikin nyandu kalo make ini adalah, gue gak perlu ribet-ribet lagi pake kacamata!" seruku. Ia menangguk setuju.
"Eh tapi ngelepasnya gimana?" wajanya berubah menjadi panik kembali.
"mana gue taaaauu..." Godaku.
"Aaaaaaahhhh, gak lucu, anak setan!"ia merutuk.
Dan aku pun mengajarinya lagi cara melepas barang itu.
Recent Artworks in Gallery
Recent Posts in Blog
0
komentar