"Adik gue nonton bokep!" perempuan itu dengan histerisnya bercerita padaku melalui telepon. Kegiatan mengecat kukuku dengan kuteks terhenti sejenak, aku terbahak.
"Wah, keren tu anak!" kataku, sambil kembali memulaskan kutek pada jari manis tangan kananku. Butuh konsentrasi penuh, karena pekerjaan mengecat kuku tidaklah mudah dilakukan dengan tangan kiri .
"tapi,kan.. dia baru tiga belas tahun!" intonasi suaranya makin tinggi.
"ya bagus, gedenya ntar jago ditempat tidur!" sahutku, sambil meniup kuku tangan kananku, ini bukan kutek yang cepat kering.
"tapi,kan..."
"alaaa, wajar lagi, dia kan cowok, cowok dan bokep itu udah satu paket!"
"Yeeee... Dia masih tiga belas tahun!!!!" perempuan itu histeris.
"Tiga belas tahun udah gede, tau!" sahutku.
"Kok bisa sih, dia nonton bokep?" perempuan itu menghela nafas.
"hmm, tau deh! Penasaran kali!"
Dia terdiam, dan aku masih sibuk mengurusi kuku jariku.
"Gue harus gimana dong?" Tanya perempuan itu.
"Kalo udah kejadian dia nonton mau diapain lagi? tapi gak papalah, anak muda jaman sekarang" jawabku, masih tidak perduli. Kuteks di tangan kananku sudah kering, hmm, yang kiri.. Ah! Brengsek! Kuteks di telunjuk kiriku terkelupas. Huh!
"gimana, kalo tiba-tiba dia tergoda untuk.. hmmm" perempuan ini panik, aku bisa mendengar dari suaranya.
"Ya lo jelasin dong, apa yang dia liat..." Kataku.
"LO gimana sih? Kok gue kudu ngejelasin? Udah gue hukum dia, tau!" dia mengomel.
"ya harus dijelasin dong, dodol! Kok malah dihukum? Dia kan penasaran? emangnya kalo dia dihukum karena nonton bokep, dia bakal brenti nonton film itu? Nggak lagi, inget, cowok dan bokep itu udah satu paket! Tinggal lo jelasin aja, itu apa, resiko dan bahayanya apaan, biar dia ati-ati, nggak macem-macem dan bertanggung jawab! "
"hmmmm.." ia hanya menggumam. Aku mengoleskan aceton pada kuku telunjuk kiriku, maksudnya mau menghapus kuteks yang terkelupas tadi, dan mengulas ulang dengan lebih rapi.
"sutralah, mau diapain lagi.. udah kejadian, sana, kasih tahu dia resiko dan tanggung jawab yang berhubungan dengan permainan alat kelamin tuh apa!"
"Idih,Permainan alat kelamin! elo, bahasanya tuuuuh!" dia mengomel.
"Ya maab!" sahutku.
"gue ngeri, nih... gue banyak ngeliat tv, anak-anak seumur adik gue yang ngelakuin perkosaan gara-gara bokep!" dia menggumam lirih.
"makanya jelasin! Lagian, kata gue orang-orang yang memperkosa sehabis nonton bokep itu orang sakit. Sampe akal sehat gak jalan, dan nyakitin orang lain. Basi banget, tau gak sih lo, kalo masih ada yang nyalahin bokep atau video klipnya Inul, atau baju seronok, atau apalah itu sebagai penyebab tindak perkosaan. Itu sih antara orangnya sakit, atau latar belakang diri dan lingkungan yang gak berpendidikan. Adik lo nggak sakit kan? Adik lo dididik dengan baik kan?" Tanyaku.
"YA IYALAH! Tapi gimana ngebilanginnya?"serunya.
"mana gue tau! Itu adek lo kok!" sahutku, acuh.
"Lo dong yang bilangin adik gue! Kan dia murid lo?" dia menghiba.
"Lo kan kakaknya?" tiba-tiba terlintas dalam benakku, sosok bertubuh ceking, berpakaian a la pemain basket, bersuara pecah antara suara kanak-kanak dan suara dewasa, dan bertampang I-hate-you. Ugh! kenapa harus aku yang memberi tahunya?
"tapi, dia bakal benci banget sama gue, kalo gue ngasih tau dia.." seru perempuan itu
"lo pikir dia ntar gak bakal benci sama gue? Coba, siapa gue, Cuma gurunya, tau-tau dateng ngebilangin dia ini itu.." sahutku.
"yah, seenggaknya dia nggak benci sama gue.. " perempuan itu terkekeh.
"sialan!!! Eh, boleh gak gue bilangin gini : dik, jangan nyakitin perempuan, urusannya bisa ke polisi, trus main yang aman ya, bawa kondom kemana-mana, jangan sampe kena penyakit, masa depan lo ancur kalo lo sampe kena penyakit, trus juga jangan sampe ngehamilin anak orang, ntar kudu nikah dan ngebesarin anak, emang enak nikah? Lo nggak bisa kemana-mana!" aku berkata sambil menahan tawa.
"LO TUH! Gak bener banget sih jadi orang? Ya udah deh, gue aja yang bilangin adik gue!" dia menggerutu. Aku hanya terkekeh, sambil merentangkan jari-jari kedua tanganku, handset telepon kujepit diantara telinga dan bahu. OH TIDAK! Kuteks di ibu jari kananku terhapus. Huh! Pasti kena aceton ketika aku sedang menghapus kuteks di telunjuk kiri!
Recent Artworks in Gallery
Recent Posts in Blog
0
komentar