"eh, say.. gue punya data yang lo butuhin" Laki-laki itu mengacung-acungkan sebuah cd, bukan! dia bukan pacarku, dia adalah tipe laki-laki centil, yang memanggil semua perempuan dengan kata "say!", dan selalu mencium pipi kanan-kiri setiap bertemu dengan teman-teman perempuannya. Sok akrab.
"wah, lo nyariin?" aku terheran-heran, aku memang meminta tolong, tapi bukan padanya, melainkan pada temanku yang adalah atasannya.
"iya, dong, gue denger lo ngobrol sama si mami minggu lalu! Demi lo, say, .. apa sih yang enggak? nih liat!" katanya. Kalau kupikir-pikir, laki-laki ini adalah bawahan yang seenaknya, memanggil bossnya dengan sebutan si mami, dan ber lo-gue saat berbicara dengannya, pada jam kantor, padahal jelas-jelas temanku, atasannya, lebih tua darinya. Tapi, ya sudahlah...
Aku menerima cd yang ia sodorkan, lalu berjalan menuju meja komputer kantornya, "liat di komputer lo yah?" tanyaku, sambil memasukkan cd itu ke dalam cd-rom. Aku duduk di kursinya, ia mengikutiku, dan berdiri tepat dibelakangku sambil tersenyum-senyum simpul. Entah apa maksudnya.
"ini kenapa mpg semua?" tanyaku keheranan setelah melihat extension semua file dalam cd itu.
"Yah, gue dapetnya yang ini, gak dapet yang jpg, tapi kan bisa dicapture, keren-keren,kok! coba deh, yang ini!" dia menjawab sambil menunjuk sebuah file yang berjudul : flores.mpg. Aku mengarahkan cursor pada file yang dimaksud, tapi baru saja aku hendak membukanya, tangan laki-laki itu memegang tangan kananku.
"Nanti dulu! nyalain speaker, keren, ada lagu daerahnya!" serunya. Aku menurutinya. Kunyalakan speaker, dan kubuka file itu. Ada yang aneh.
Aku mulai mendengar suara, bukan suara lagu daerah seperti yang dia bilang, tapi suara desahan nafas, lenguhan panjang, keriat keriut tempat tidur, dalam waktu beberapa detik, muncullah gambarnya, dua orang laki-laki kaukasia dan seorang perempuan Asia. SHIT! Beberapa kepala menoleh heran padaku.
Aku mendengar laki-laki centil ini tertawa-tawa terbahak-bahak, "Eh, eh.. eh! elo ternyata penonton bokep juga ya?" katanya keras, lalu kembali tertawa. Aku berdiri dari tempat duduk. Makin banyak kepala yang menoleh. Kupelototi dia dengan jengkel.
"Alaaa, Non! Gitu aja marah.. becanda lagi." katanya, sambil mencolek pantatku. Aku masih mendelik, mencari kata-kata yang tepat untuk memakinya, "Alaa, kayak nggak pernah nonton bokep aja! padahal doyan kan? Ya kan?" ia masih menganggap dirinya lucu, lalu kembali tertawa-tawa menyebalkan. Heran! Ini benar-benar keterlaluan. Aku marah, bukan karena isi filenya, tapi karena perbuatannya yang membuatku merasa tidak nyaman! Tidak berlebihan,kan jika aku menganggap ini adalah sebuah pelecehan?
"kenapa diem aja, Non? Horny ya? Horny ya?" lalu ia tertawa lagi. Aku menghitung mundur. Sepuluh, kurang ajar dia. Sembilan, setan.. delapan... bangsat....tujuh... anj*ng... enam...lima...empat, tiga.. dua.. satu.
"udah?" kataku, segera setelah tawanya habis. Pfuh menghitung mundur ternyata mampu membuatku tidak meledak, "Selesai ketawanya?" tanyaku, tidak dengan suara membentak, walaupun aku ingin sekali berteriak ,"Aneh, ya.. apa yang lo anggep lucu banget, kok nggak lucu sih buat gue? Kenapa ya? Tau nggak lo ?" aku melanjutkan.Dia mengerutkan kening.
"Oh! Gue tau!. Apa yang dianggap lucu sama orang yang nggak berpendidikan atau berpendidikan rendah, pasti bedaaa banget sama apa yang dianggap lucu sama orang berpendidikan tinggi. Gue maklum lah, lo kan sekolah nggak setinggi gue, lagian, lo cuman lulusan mana sih, anak setan?" aku tahu kata-kataku menyebalkan. Tapi setuju tidak, kata-kata menyebalkan, dan kalau bisa menyakitkan, harus diberikan pada orang-orang menyebalkan dan kurang ajar? (kalau ada yang perlu beberapa koleksi kata-kata menyakitkan bisa hubungi aku)
Sehabis mengatakan hal itu, aku mengamati perubahan wajahnya. Aku puas sekali!
If he ever does it again to me, I swear, I won't say anything, but cutting his penis off, and ask my friend to fire him. Jobless and penisless, cool huh?.
Recent Artworks in Gallery
Recent Posts in Blog
0
komentar