Dua anak laki-laki itu berkelahi lagi. Bukan hal yang aneh. Apapun bisa membuat mereka berkelahi. Mengesalkan. Seharusnya mereka, saling menyayangi, seperti selayaknya kakak pada adiknya, dan adik pada kakaknya. Tapi mereka tidak. Mungkin memang ada yang salah pada mereka.
Bunda mereka sudah lelah marah. Ia merasa percuma saja untuk menanyakan pada mereka apa penyebab mereka berkelahi. Karena yang satu akan menyalahkan yang lain dan yang lain akan mengaku-ngaku bahwa ialah yang benar. Dan itu bisa menjadi satu alasan untuk berkelahi lagi.
Bunda menarik lengan keduanya tanpa berkata-kata, menyeret mereka ke dalam kamar mandi. Dulu, sewaktu bunda kecil, kamar mandi merupakan ruangan hukuman bagi bunda dan saudara-saudara kandungnya. Hanya mendengar kata ,”nanti dikurung di kamar mandi” saja, mereka akan terdiam, dan akan berbuat baik sepanjang sisa hari.
Kali ini, bunda ingin memasukkan dua anak laki-laki bandelnya ke dalam ruangan hukuman itu, biar kapok, pikirnya (dan mungkin dalam pikiran bawah sadar bunda, ini adalah bentuk pembalasan dendamnya karena ia pernah sampai terkencing-kencing karena dikurung di dalam kamar mandi). Kedua anak laki-laki itu meronta dan berteriak-teriak, tapi bunda sudah tidak perduli lagi. Ia mendorong mereka tanpa rasa belas kasihan, menutup pintu, menguncinya dari luar dan mematikan lampu.
Keduanya menggedor-gedor pintu, minta dibukakan. Bunda berlalu, ia berniat mengurung mereka selama sejam. Suara gedoran semakin keras, dan ditambah dengan teriakan-teriakan minta ampun. Bunda tidak perduli. Ia melanjutkan kegiatan memasaknya yang tertunda.
Lima belas menit. Suara mereka mulai berkurang. Setengah jam. Suara mereka sudah tidak terdengar lagi. Empat puluh lima menit. Satu jam. Bunda selesai memasak. Satu jam limabelas menit. Bunda mengatur meja makan. Satu jam setengah. Bunda mencuci piring. Dua jam! Bunda benar-benar lupa.
Dua jam lima belas menit, tiba-tiba bunda teringat. Ia panik, langsung menuju ke kamar mandi. Sudah tidak ada suara disana. Bunda menempelkan telinganya pada pintu, berusaha mendengar suara-suara di dalamnya. Tidak ada suara sama sekali. Oh… bunda sangat panik, terjadi apa-apakah pada mereka?
Segera ia memutar kunci dan membuka pintu. Alangkah terkejutnya ia melihat pemandangan di dalamnya. Ia menyesal telah memasukkan dua anak bandel itu ke dalam kamar mandi.
Karena sekarang mereka sedang telanjang bulat, berendam dan bermain sabun dalam bak mandi, membuat airnya terlihat sangat keruh. Dengan marah bunda menyuruh mereka keluar. Bunda terpaksa menguras bak air hari itu juga.
*hidup oom Budi! hidup anak bandel sedunia!
Recent Artworks in Gallery
Recent Posts in Blog
0
komentar