minta pada bintang
Sudah beberapa malam ini aku menemani gadis kecil itu duduk dibawah langit malam, menunggu bintang jatuh. Kami memandangi titik-titik sinar yang berkerejap disana. Sambil menunggu ia kembali memintaku untuk bercerita tentang sebuah tempat yang sangat jauh, dimana titik-titik sinar itu tampak lebih jelas terlihat. Sudah berapa kali aku mengulang cerita itu? lebih dari sepuluh, kurasa.
Ia gadis kecil yang pintar, dan aku percaya, ia telah hafal keseluruhan dongengku, tapi seperti hari-hari kemarin, ketika aku bercerita, ia tetap memperhatikan ceritaku dengan serius, lalu bola matanya akan berkerjap-kerjap ketika ceritaku sampai pada saat aku melihat bintang jatuh dan mengucapkan permintaanku. Langit malam di tempat jauh itu sangat indah. Sungguh. tak pernah bosan aku mengingat dan menceritakannya kembali. Mungkin kenangan itu telah membuat aku mampu bercerita dengan indahnya, sehingga gadis kecil itu selalu terpesona dan tidak pernah bosan.
Cerita telah selesai, tapi ia tetap tidak mau masuk ke kamarnya, masih menunggu bintang jatuh, katanya. Aku tahu ia punya satu permintaan rahasia dan ia percaya, bahwa bukan bundanya, bukan ayahnya, tapi hanya bintang jatuhlah yang dapat mengabulkannya.
tiba-tiba mataku menangkap sesuatu dilangit, aku terdiam, gadis kecil itupun terdiam, dan mendongak ke langit. salah satu titik sinar itu bergerak dan meninggalkan seleret jejak sinar. gadis kecil itu menahan nafas, sambil menunjuk garis sinar yang semakin jelas.
Kurangkul dia, kami duduk bersisian, dalam diam. aku percaya saat ini ia sedang mengucapkan permintaan rahasianya, aku pun demikian. Garis sinar itu semakin lama semakin memudar, dan menghilang.
Aku menoleh pada gadis itu, tampaknya ia masih belum bisa melepaskan pandangan dari langit. Mungkin ia berharap akan ada bintang jatuh yang lain, dan ia masih ingin mengucapkan permintaan-permintaan rahasianya yang lain. Ia adalah gadis kecil dengan sejuta keinginan.
Aku tercenung melihatnya, ia masih sangat naif, bola matanya masih bening, kulitnya masih halus, pipinya masih tembem, sangat berbeda dengan diriku... tapi kami punya satu kesamaan : percaya akan bintang jatuh. Mungkin itu yang membuat kami dekat satu sama lain hingga kini.
untuk semua anak kecil yang ada didalam diri kita:
ketika tidak seorangpun dapat memenuhi permintaan, mintalah pada bintang, atau jika percaya bahwa bintang tidak terjadi dengan sendirinya, mintalah pada penciptanya. :-)