perempuan berbaju merah
Suatu malam, dua orang perempuan muda duduk berhadapan di smoking area sebuah restoran. Mereka telah setengah jam berada disana. Satu orang yang tampaknya lebih tua , memakai baju merah, kini sedang menyulut batang rokok ke tiganya. Sedangkan perempuan yang satunya - yang lebih muda- memakai baju biru, menikmati spaghetti carbonara pesanannya, sambil bercerita. Dulu mereka bersahabat dekat, mereka terbiasa duduk berhadap-hadapan di restoran ini dan mengobrol berjam-jam, membicarakan banyak hal. Sekarang? Mereka masih sering melakukannya, tapi si perempuan berbaju merah kerap merasa bosan jika harus berlama-lama bersama sang sahabat .
"gimana ya, mbak.. Aku tuh cinta banget sama dia!" perempuan berbaju merah itu tidak berkomentar, pikirannya menerawang jauh, jauh dari tempat dia berada kini.
Ia membayangkan dirinya sedang creambath dengan ramuan ginseng di salon langganan, sembari mendengarkan lagu dari walkmannya. Atau kalaupun tidak, mendengarkan celoteh kenes dan canda porno seluruh pegawai pria yang agak keperempuan-perempuanan itu pun cukup menghibur. Atau mungkin melihat-lihat katalog kosmetik , lalu pada akhirnya dia akan membeli salah satu produk lipstick berwarna coklat.
"kami selalu menghabiskan waktu bersama-sama... " sang perempuan berbaju biru, masih menikmati spaghettinya, terus bercerita. Perempuan berbaju merah itu tetap tidak memperhatikan.
Kini ia membayangkan sedang berada di rumah temannya, dan bercanda dengan anak laki-lakinya yang baru berumur delapan bulan? Sekarang anak itu udah bisa apa ya? pikirnya Terakhir dia berkunjung, anak itu sudah bisa menyebut ,"ma..ma..ma..ma..ma.." Alangkah menyenangkannya jika tiba-tiba anak itu bisa memanggilnya,"tante"
"tapi sekarang, ada laki-laki lain yang menyukai aku!" kini spaghettinya tinggal setengah, namun tampaknya dia belum selesai bercerita. Perempuan berbaju merah itu mematikan rokoknya dalam asbak, dan mengambil batang yang lain lalu menyulutnya kembali.
Lalu pikirannya menerawang dan berandai-andai..ia membayangkan dirinya sedang berada di sebuah kedai kopi a la Belanda yang nyaman, duduk berhadapan dengan cinta masa lalu, yang terkadang masih dirindukannya , mengobrol membahas semua hal, tertawa-tawa, bertukar kata, "I love you so much!" ditemani dengan dua teko ice lemon tea, dua porsi poffertjes, dan dua pak rokok, alangkah menyenangkannya! Tiba-tiba perempuan itu teringat bahwa ini adalah, hari Minggu, berbeda dengan kedai kopi lainnya yang ramai pada hari minggu, kedai ini malah cukup sepi, sehingga mereka berdua bisa mencuri-curi berciuman sejenak, ketika pelayan tidak memperhatikan....
Tanpa sadar, perempuan berbaju merah tersebut tersenyum.
"kenapa mbak?"
"Nggak papa.."perempuan berbaju merah tersentak kaget, pipinya memanas.
"Iya...aku bingung memilih antara dua laki-laki itu..?perempuan berbaju biru itu sudah menghabiskan seluruh porsi spaghettinya, tapi cerita belum juga usai. Perempuan berbaju merah itu merasa bosan, dan mulai melamun lagi.
membayangkan dirinya berada diatas reruntuhan sebuah pasar bersama teman-temannya yang gila, sibuk mencari tembok retak yang artistik,berkejar-kejaran dengan satpam universitas demi mendapatkan sudut menarik dari puncak sebuah laboratorium, bersenjatakan kamera masing-masing, dan selalu diakhiri dengan saling memotret...
Tanpa sadar, ia menghempaskan nafasnya keras, ia benar-benar bosan kini. Bahkan berada didalam kamarnya, memakai piyama, memasang kaset soundtrack Disney, menyalakan dupa dengan aroma lavender lalu bergelung dalam selimutnya, sampai tertidur masih lebih menarik dari pembicaraan satu arah ini. Tapi kemudian ia tersentak, karena tiba-tiba....
"Kata mbak gimana? Aku musti gimana? Siapa yang harus kupilih sebagai pacarku?"perempuan berbaju biru tersebut memandangnya tajam
"yah, aku nggak bisa ngapa-ngapain, yang tau segalanya kan kamu, yang jelas Cuma satu yang aku bisa bilang..turuti kata hati kamu. Kata hatimu tidak akan pernah membohongimu." Perempuan berbaju merah itu asal ucap, untuk menutupi kegugupannya.
"Tapi, aku bingung.. karena.." tampaknya, pembicaraan akan terus berlanjut. Perempuan berbaju merah itu melongok, menghitung isi rokok dalam kotaknya, tinggal 6 batang! Ia menarik batang selanjutnya.
Pandangannya mulai menerawang lagi, pikirannya terbang bersama asap rokok yang dihembuskannya, membayangkan semua hal yang membuatnya tersenyum. Sungguh ia ingin seperti dulu lagi, ketika mereka berdua bisa membahas semua hal bersama, tertawa-tawa berdua! Tapi tampaknya tidak mungkin, mereka berdua telah berubah. Dan ia tidak mengerti, kenapa kini tidak sedikitpun ia mampu untuk membuat dirinya tertarik akan cerita sahabatnya.