Jangan ketawa ya? Tiba-tiba saya terkena sindrom yang dialami Mbak Lenje beberapa waktu yang lalu. :D Kalau masalah betapa saya cinta banget dengan Baby L, kayaknya nggak perlu diceritakan lagi ya, lihat saja, begitu banyak foto-fotonya di flickr saya. Memang, sih dari lahir - sampai sekarang, boleh dikatakan dia-lah anak-anak yang paling dekat dengan saya dan saya ikuti perkembangannya, sejak saya berhenti menjadi guru anak-anak.
Rasanya ajaib, melihat sekarang Baby L sudah bisa berjalan, padahal beberapa bulan yang lalu masih saya gendong-gendong. Rasanya aneh mendengar ia yang tadinya hanya bisa berkata 'ah' atau 'uh' sekarang sudah mengoceh, walaupun kata-katanya belum sempurna. Dia bilang pupey, untuk kata putar. Dia bilang pupi untuk kata topi, ekok untuk kata mangkok, Mumis untuk Kumis, Momis untuk brownies dan dia memanggil nama saya dengan Ate Kokey, atau lebih sering Kokey, tanpa embel-embel Ate (Tante), mengikuti kedua orangtuanya memanggil saya. Nggak, kok.. walaupun saya terlalu sering menghabiskan waktu bermain bersama Baby L, saya tidak sepenuhnya mengerti apa yang ia katakan, kadang-kadang saya berteriak pada ibunya "Eelll, ini Baby L bilang apa? Translate please.." :-)
Lalu, El, ambu(ibu, dalam bahasa Sunda)-nya menghampiri dan berkomunikasi dengan baby L. Saya terpesona, betapa seorang ibu begitu mengerti ucapan-ucapan tidak sempurna yang keluar dari bibir anaknya, saya pikir mereka berkomunikasi dengan pikiran dan hati. Saya juga melihat bagaimana El menangani Baby L.
Tiba-tiba saya jadi ingin punya anak. :-)
"Ya buruan nikah.." itu kata El.
"Ogah." saya menjawab dengan yakin. Iya, sampai sekarang saya belum menemukan konsep menikah yang paling tepat itu buat apa bagi saya dan kehidupan saya.
"Ya udah bikin."
"Nggak ah, mu adopsi aja..."
"Nggak seru, proses hamil dan melahirkan itu seru. Rock 'n roll abis. Bikin aja!"
"Ya udah, inseminasi buatan!"
"Yahh, jangan! Inseminasi natural dong... masa cuman ngerasain repotnya hamil dan sakitnya melahirkan, tapi ga menikmati proses inseminasinya?"
Hah, El emang kadang-kadang suka kacau.Tiba-tiba saya jadi geli sendiri. Bikin. Lucu juga,kali ya? Walaupun saya sempat sangat takut hamil dan melahirkan gara-gara pernah diberi 'tontonan' video melahirkan tiga tahun yang lalu - tapi, melihat kebahagiaan para ibu saat hamil, sepertinya pengalaman mengandung dan melahirkan itu membahagiakan. (eh, iya nggak sih?)
Okay, jadi -kalau ingin punya anak sekarang, yang perlu saya lakukan hanya mencari bibit unggul, tentunya setelah meyakinkan bahwa bibit tersebut juga unggul pada bebet dan bobotnya, ya iyalah.. saya harus yakin seyakin-yakinnya bahwa cangkang penghasil bibit tersebut berkwaliteet baik, kalau saya ingin punya anak yang berkwaliteet baik juga.
"Nyari bibit unggulnya susah. Di mana?" celetuk saya bercanda.
"Ace Hardware?" tanya El kembali.
"Mmm, ada garansi nggak?"
"Hehe, ada, biasanya setaunan gitu deh.."
"Lah, setaun kan belum keliatan anaknya berkwaliteet baik atau nggak."
Akhirnya pembicaraan berlanjut dengan ngawurnya. Mengambil ide dari Mbak Lenje, saya terpikir untuk memasang ad di koran, dengan bunyi :
Dicari segera:
Pria-pria penghasil bibit yang baik.
persyaratan :
Bebet dan Bobot terjamin
Usia antara 30 - 35 tahun.
Berpenampilan menarik.
Tidak berbau badan serta bau-bau lain.
Bawa diri anda, beserta
kartu keluarga,
KTP/SIM/Tanda Pengenal Lain,
Ijazah terakhir,
Surat tanda sehat lahir dan batin dari dokter.
Hubungi (jam kerja) :
081-I-AM-DAMN-GOOD
*halah*
Ini kacau. Saya dan El tergelak-gelak geli sambil menemani Baby L mengoceh.
Keinginan punya anak itu berlanjut selama beberapa saat, dan setiap saya bercerita dengan beberapa kawan yang lain, mostly mereka berkata saya gila. Mereka berpendapat bahwa untuk punya anak harus menikah. Entahlah, mungkin di 'negara beragama' ini, memang begitu persyaratannya. Keinginan-keinginan single yang masih malas menikah tapi ingin punya anak, sama sekali tidak terakomodir dengan baik.:-) Jangankan muncul dengan tiba-tiba hamil tanpa pasangan, usaha-usaha untuk mengadopsi anak, baik bagi lajang maupun non-lajang yang ingin punya anak saja, kadang-kadang dianggap aneh. Lihat saja teman saya, perempuan lajang, yang hendak mengadopsi anak, mengalami keribetan 'birokrasi' perizinan, baik dari keluarga dan dari lembaga-lembaga pemerintahan.
Anyway, keinginan punya anak tersebut hilang tepat kemarin. Saya sadar yang masih memiliki keinginan kuat menikmati kelajangan saya, jumpalitan sampai puas. Saya melihat El, yang sebelah kakinya terikat karena sudah memiliki Baby L. Saya pikir, saya belum siap menambah profesi saya dengan profesi seumur hidup yang mulia : menjadi ibu.Iya, secara fisik saya sudah ranum dan sangat siap dibuahi kapan pun. Tapi secara mental? sepertinya belum. Lha, wong.. keinginan untuk tiba-tiba kabur dan jalan-jalan seenaknya masih suka muncul, kok.Kalau saya sudah mempunyai anak, mana mungkin hal-hal seperti pergi entah kemana selama bertahun-tahun dilakukan. Giling aja.
Menjadi ibu itu memerlukan kesiapan mental yang hebat, tanggung jawabnya sangat besar. Dan saya sangat belum bisa menanggung jawabi hal-hal yang besar.
BTW, sampai sekarang saya masih amazed dengan beberapa anak muda hari gini, yang tiba-tiba 'diberkahi' tanggung jawab besar gara-gara perilaku seksual mereka yang 'tidak aman'. Duh, apa rasanya ya, memiliki anak, di saat mereka, secara mental masih ingin bermain?
Psst.. melihat betapa besarnya tanggung jawab seorang ibu pada anak, tiba-tiba jadi kepikir...., betapa kurang ajarnya saya kadang-kadang (kadang-kadang?) menjadi anak bagi ibu saya.
Duh, Mah, maaf ya. Love you banget, deh.
Eh iya, satu lagi, gara-gara membongkar-bongkar file di PC, saya menemukan sebuah teks yang pernah dikirimkan seorang kawan sekitar tahun 2003-an.
Ini lagu keren, bow.
ANAK
(Freddie Aguilar )
When you were born into this world
Your mom and dad saw a dream fulfilled
Dream come true
The answer to their prayers
You were to them a special child
Gave 'em joy every time you smiled
Each time you cried
They're at your side to care
Child, you don't know
You'll never know how far they'd go
To give you all their love can give
To see you through and God it's true
They'd die for you, if they must, to see you here
How many seasons came and went
So many years have now been spent
For time ran fast
And now at last you're strong
Now what has gotten over you
You seem to hate your parents too
Do speak out your mind
Why do you find them wrong
Child you don't know
You'll never know how far they'd go
To give you all their love can give
To see you through and God it's true
They'd die for you, if they must, to see you near
And now your path has gone astray
Child you ain't sure what to do or say
You're so alone
No friends are on your side
And child you now break down in tears
Let them drive away your fears
Where must you go
Their arms stay open wide
Child you don't know
You'll never know how far they'd go
To give you all their love can give
To see you through
And God it's true
They'd die for you, if they must, to see you here
Child you don't know
You'll never know how far they'd go
To give you all their love can give
To see you through and God it's true
They'd die for you, if they must, to see you here
Hormat saya untuk seluruh ibu dan calon-calon ibu.