aku ingin terus menjadi manusia
kupikir mereka bukan manusia, karena mereka tidak pernah melihat sinar matahari! pergi dari rumah ketika hari masih gelap. Hari- hari mereka jalani dengan amarah, marah akan kemacetan, marah akan hawa panas, marah akan rapat mendadak, marah akan presentasi yang gagal, marah akan ini, marah akan itu. Dan mungkin kemarahan itu akan ikut bersama mereka pulang, saat hari sudah sangat gelap.
kupikir mereka tidak pernah bertemu manusia, dengan segala cinta, perasaan, kebutuhan, keinginan, bahkan keluhannya, yang mereka temui hanyalah sosok-sosok yang bertubuh manusia, memiliki darah, otot, tulang dan daging, tapi tidak memiliki perasaan manusia. Mereka tidak bisa benar-benar bersahabat karena selalu silau akan label : general manager perusahaan ini, penyiar radio itu, pesohor anu dan seterusnya, dan yang ada dalam benak adalah, bagaimana bisa membangun sesuatu yang menguntungkan. Bahkan jika perlu, mereka akan menyakiti satu sama lain.
Mereka tidak bisa menghela nafas lega dan melihat alam terbuka, karena hanya gedung, gedung dan gedung disekitar mereka, tapi mereka suka dikurung seperti itu bahkan takut jika harus jauh darinya. Koran, TV, e mail, handphone, stereoset, mobil, taksi, kendaraan umum dan lainnya tak bisa mereka lepaskan. Mengapa mereka merasa dunia berakhir jika semua itu tiada?
Betapa tahannya mereka hidup seperti itu, manusiakah mereka? atau bukan? atau kebutuhankan yang membuat mereka bertahan?
Sebagian dari diriku sudah seperti mereka, tolonglah Yang Diatas Sana, jangan biarkan aku sepenuhnya menjadi mereka, aku ingin tetap menjadi manusia....