aku ingin mengatakan aku cinta padanya
kami telah tidur bersama selama, entahlah, mungkin sepanjang hidupku hingga kini. dia selalu menciumiku, dia selalu membisikkan kata-kata manis ditelingaku, dia selalu memelukku. Kurasa aku mencintainya dengan seluruh jiwa ragaku. Dia? cintakah dia padaku? entahlah. Seharusnya iya, karena sikapnya menunjukkan itu.
Aku tak pernah berhasil mengatakan bahwa aku cinta padanya. Mungkin itulah kesalahanku. sehingga ia tidak menyadari, bahwa sebenarnya , melihatnya bermesraan di kamar kami dengan laki-laki itu (yang dibahasakannya dengan "my hunny bunny") dan mendengarnya berbincang di telepon dengan my hunny bunnynya seperti saat ini, sangatlah membuatku cemburu
Bukannya aku tidak berusaha untuk mengatakannya langsung, sudah! Tapi ia tidak pernah mengerti. Aku tidak bisa berbicara seperti dia berbicara dengan ibunya, ayahnya, adiknya atau dengan my hunny bunny-nya sekalipun. Aku benci dengan ketidakmampuanku ini! Menyulitkan saja. mengapa aku diciptakan dengan pita suara yang berbeda dengannya?
Pernah aku dengar, bahwa bahasa tubuh bisa menjadi alat komunikasi, dan aku sudah melakukan itu, aku memandangnya sebegitu rupa, aku bermanja dengannya. Dan apa yang perempuan itu lakukan? Ia memelukku, dan menciumiku, tapi ia tidak mengerti apa yang aku maksudkan. Kupikir, tidak ada cara lain! Aku harus memaksakan diri untuk mengatakannya langsung agar ia mengerti betapa aku mencintainya. Mungkin malam ini adalah waktu yang tepat, aku harus mengatakannya sejelas mungkin , jelas sejelas-jelasnya, sehingga walaupun suaraku berbeda dengan suaranya, dia dapat mengerti.
Ia menutup teleponnya, setelah sebelumnya mengatakan,"i love you so much, hun!". tampangnya sumringah. Ia bangkit dari tempat tidurnya, meletakkan telpon dimeja, dan beranjak keluar kamar. Kuberanikan diriku untuk bersuara, mengatakan apa yang kurasakan padanya saat ini. Tenggorokanku terasa tercekat, tapi tetap kupaksakan, sehingga akhirnya keluar juga suaraku...
"Miauw...."
Ia menoleh, tersenyum dan menghampiriku, lalu berkata,"Uuh, Kaisar tayang, kenapa meong-meong gitu? laper yah?" dan seperti biasa ia menggendongku dan menciumi kepalaku. Tapi ia tetap tidak mengerti apa yang hendak aku katakan.