suatu siang di kamar 105.
Disinilah kami, di kamar 105 sebuah hotel nyaman. Kami berdiri berhadapan sangat dekat.. terlalu dekat malah, aku bisa merasakan nafasnya menghembus di mukaku. aku bisa mencium aroma tubuhnya. bahkan semakin lama, tubuh kami kian mendekat, kami berpelukan erat hingga aku dapat merasakan lekukan tubuhnya pada tubuhku.
Sejenak terbersit keraguan, aku merasa, apa yang akan kami lakukan adalah salah. Salah tidak,ya? orang-orang bilang ini salah, bahkan ada yang bilang, ini dosa. Ada 'sesuatu' dalam diriku yang bilang,"jangan!" tapi aku tidak kuasa untuk menahan diri untuk tidak mendorong wajahku mendekati wajahnya. bibirku mendekati bibirnya.Aku berharap perempuan itu mendorong mukaku menjauh saat ini juga, atau bahkan menamparku, apapun itu untuk menolakku. Tapi tidak, ia malah semakin menekankan bibirnya pada bibirku. Aku mulai ragu....Salahkah ini? Atau kamilah yang benar dan orang-orang yang salah?
Kini kamu mulai menggerakan bibir kami perlahan, lidah kami mulai bertautan, ya akhirnya kami berciuman dengan sangat lembut. Tidak ada getar-getar sayap kupu-kupu dalam perutku, seperti jika aku berciuman dengan kekasih-kekasihku. Bahkan rasa gatal pada ujung-ujung jariku pun tiada. Aku terkejut. Tiba-tiba gerakan bibirnya semakin cepat. kami berdua semakin terlarut. entah berapa lama kami berciuman, yang jelas, ketika aku merasakan bibirku mulai kebas, aku menghentikan gerakanku. Pada saat yang bersamaan, ia menjauh lalu tersenyum, lalu tertawa. Akhirnya aku tidak bisa menahan tawaku, kami tertawa bersama-sama, mentertawakan kebodohan kami.
Dan kini aku yakin, kami tidak salah.. orang-oranglah yang salah. Setidaknya aku dan dia bisa berkata,"Oh, gini yah, rasanya ciuman dengan perempuan juga!"