Perempuan itu, teman baiknya dan ikan mas koki.
Perempuan itu baru saja keluar dari toko binatang peliharaan. Ditangannya kini terdapat sebuah akuarium kecil berisi sepasang ikan mas koki. Ia akan memberikan dua hewan lucu itu pada seorang teman baik,.
Bergegas ia menuju mobil, perempuan itu benar-benar tidak tahu pasti, sang teman baik akan menerima pemberiannya dengan senang hati atau tidak Sambil menyetir dia mengira-ngira apa reaksi temannya itu. Marah kah? Menolak kah? Senang kah?.
Ketika sampai di rumah yang sudah sangat dikenalnya, dengan ragu perempuan itu menekan bel. Sejurus kemudian, pintu dibuka oleh si teman baik, ia menyambut dengan senyuman lebar, tapi hanya sejenak, karena senyuman itu hilang tak berbekas, ketika ia melihat apa yang di bawa si perempuan.
"ini!" kata perempuan itu sambil mengulurkan aquarium yang berada di tangannya.
"terima kasih.... buat aku?" ia mengamati ikan-ikan yang berenang di dalamnya lalu menyambut takut-takut aquarium tersebut.
Perempuan itu menunggu reaksi selanjutnya dengan tegang.
"Nggak suka? Kalau kamu nggak mau, aku kembalikan!" perempuan itu bertanya, karena sang laki-laki tidak berkata apa-apa.
"suka.. nggak, jangan dikembalikan!" laki-laki itu menggeleng sambil memeluk aquariumnya, Ia memberikan jalan bagi perempuan itu untuk masuk ke dalam rumah.
Sepanjang sore, mereka duduk berdampingan di ruang tamu, tapi seluruh perhatian laki-laki itu tercurah pada 'teman-teman baru'nya. Perempuan itu tidak protes. Ia hanya mengamati ekspresi sang teman baik yang terus berubah-ubah. Ia tidak tahu bahwa sebenarnya, yang ada dalam pikiran teman baiknya adalah sebuah ingatan akan masa kecilnya
.....
Sudah sebulan, anak laki-laki yang baru berumur lima tahun itu, merengek pada ayahnya, meminta dibelikan seekor binatang peliharaan. Pada awalnya sang ayah tidak setuju,. Tapi dengan lembut, sang ibu membujuk. Ia berkata bahwa binatang peliharaan baik untuk memberikan pelajaran tentang tanggung jawab pada anak laki-laki kecilnya. Bujukan itu berhasil dan sang ayah mengizinkan anak itu memiliki binatang peliharaan.
Maka di sanalah mereka bertiga, pada suatu hari minggu ; ayah, ibu, dan anak laki-laki itu dalam sebuah toko binatang peliharaan. Anak itu sangat bersemangat menelusuri dan mengamati hewan-hewan malang yang terkurung dalam kandang. Ia belum bisa memutuskan hewan apa yang diinginkan, terkadang ia ingin sepasang hamster, terkadang seekor kura-kura. Tapi lima menit kemudian, ia ingin tikus putih.
Setelah sekian lama, dibantu dengan penjaga toko yang ramah, ia berhasil menentukan pilihannya : sepasang ikan mas koki.
"pelihara sendiri!" pesan ayahnya sebelum membayar sepasang ikan mas koki terpilih. Anak itu mengangguk tapi matanya tak lepas dari kedua teman barunya.
Ciko dan Coki nama mereka. Anak itu rajin memberi makan, membersihkan aquarium, bahkan memberi makanan tambahan, ia sangat menyayangi teman-teman barunya.
Sampai pada hari keduapuluh.... Sepulang ayahnya dari kantor, ia mendengar tangisan histeris dari dalam kamar mandi. Ia mendengar anaknya meneriakkan nama Coki, Ciko dan mati. Terburu-buru, tanpa melepaskan sepatu dan meletakkan tas, sang ayah menghampiri kamar mandi. Dan disana dilihatnya anak laki-laki itu sedang terduduk di lantai, disekelilingnya tersebar dua ikan, sebuah aquarium, shampoo bayi, dan sikat gigi.
"kenapa dek?"
"liat nih, Coki dan Ciko mati!" kata anak itu sambil menangis
"masa sih?" tak percaya sang ayah mengambil ikan-ikan itu dan memasukkannya ke dalam aquarium. dan benar, keduanya mengambang diam, tak bergerak-gerak! mereka mati!
"tuh kan?" anak itu menangis tambah keras.
"kok bisa sih? Kamu apain?"
"Cuman dimandiin, sama di sikat gigi-in kok!" sang adik menjelaskan
"lho? Kok ikan dimandiin sih?"
"supaya coki dan ciko bersih dan wangi!" Dia menangis semakin histeris, tapi tangisannya tidak mungkin bisa membangunkan Coki dan Ciko kembali.
Dan akhirnya, di sore hari itu, mereka bertiga, ayah, ibu, dan anak itu bersama-sama mengadakan upacara penguburan buat Coki dan Ciko di halaman belakang rumah mereka. Anak itu menaburkan bunga-bunga yang ia petik sendiri, ia sedih selama berhari-hari dan sejak saat itu ia sama sekali tidak mau memelihara hewan apapun.Ia takut jika maksud baiknya terhadap teman-teman barunya nanti, ternyata malah menyiksa mereka hingga mati.
...
"terima kasih!" laki-laki itu mendongak , menatap si perempuan, lalu tiba tiba memegang tangannya. Kini perempuan itu merasa sedang berhadapan dengan seorang anak laki-laki kecil yang terkurung dalam tubuh dewasa teman baiknya.