perempuan itu dan pekerjaan rahasianya
Perempuan itu duduk dibangku kecil di balkon kamarnya, perlahan tangannya mengelus permukaan kain sutra dipangkuan, terasa sangat halus. Tiba-tiba muncul ketakutan, bagaimana jika ia melakukan kesalahan dan merusak kain itu?
Tangan kirinya masih memegang kain , tapi kini tangan kanannya mengatur nyala tungku disebelah bangku. Malam *) dalam wajan diatas tungku itu mulai menggelegak. Sebenarnya ia sangat ragu-ragu, sudah lama ia tidak mengerjakan hal ini. Lalu tangan kanannya pindah pada kantong blacu berisi canting-canting yang sudah setahun ini tidak pernah disentuhnya, mengambil salah satu isinya, canting cucuk 1**) dan memanaskannya dalam wajan.
Akhirnya dengan mengumpulkan seluruh keberaniannya, diangkatnya canting dari wajan. Ia merasa gerakannya sangat kaku, tangannya bergetar hebat ketika ia membawa canting ke hadapan mulutnya dan meniupnya. Sambil menggigit bibir, ia berusaha menggoreskan ujung canting itu, meninggalkan jejak malam diatas kain. Tangannya semakin bergetar ketika ujung canting menyentuh kain, dan tiba-tiba, ia terpekik, malam panas itu menetes ditangan... ia melepaskan canting dan apa yang ia takutkan terjadi, kini kain indah itu ternoda oleh tumpahan malam berbentuk bulat sebesar uang seratus rupiah. Ia merasa kesal akan kecerobohannya.
Tapi itu tidak membuatnya putus asa, sepanjang hari, tanpa menyerah, ia berusaha untuk menyelesaikan pekerjaan rahasianya, semakin lama, semakin cepat, jemarinya bagai menari-nari diatas kain. Keterampilan yang pernah dimilikinya telah kembali!
....
Hari berikutnya, perempuan itu duduk di mulut pintu kamar mandi, sambil memeluk erat kain suteranya. Kini dihadapannya terdapat ember berisi air berwarna coklat muda, ia baru saja melarutkan naftol***) disana.Perempuan itu mencelupkan kainnya, dan mengamati lekat-lekat perubahan warna kain.
....
Ini hari ke lima dan pekerjaannya hampir selesai, proses me-lorod ****) kainnya! Perempuan itu memandang larutan soda abu dalam ember dihadapannya. Tanpa ragu, dicelupkannya kain sutera itu ke dalam ember. . Sesekali diangkat dan dibentangkan kain tersebut, lalu dicelupkan lagi, begitu terus berulang-ulang sampai ia yakin tidak ada malam yang tersisa di permukaan kain. Kini perkerjaan rahasianya telah selesai. Sebuah selendang batik untuk ibunya, sebagai hadiah ulang tahun.
Namun sayang, perempuan itu tidak puas akan pekerjaannya. Diurungkannya niat untuk memberikan selendang batik itu .Sore itu juga ia pergi ke toko buku, untuk membeli sebuah novel sebagai pengganti. Sedangkan selendang itu kini berada di sudut tergelap lemari bajunya.
Selamat Ulang Tahun, Bunda
Terima Kasih untuk selalu memberi yang terbaik untukku.
I love you so much...
keterangan:
*) malam : lilin yang digunakan untuk membatik
**) canting cucuk satu : canting berujung satu, biasa untuk membuat garis tunggal yang tipis.
***) naftol : zat warna yang bereaksi pada suhu dingin.
****) lorod : proses akhir pembatikan, yaitu menghilangkan malam dari permukaan kain secara keseluruhan.