Phatic communication a.k.a basa-basi...
I was sitting on the train to Bandung, still 10 more minutes before the train left Stasiun Tugu… I pulled out a new Sidney Sheldon’s I’ve just bought from my backpack. I felt I have to read it to kill those boring and exhausting 8 hours ahead…
I started reading…. And I really didn’t notice everything that happened around me, until suddenly…
“Ke bandung, ya, mbak?” I heard a male voice from the seat beside me.Gosh…. Whatta question… Nope, I said to myself, soundless, I’m in the train to Bandung, and I’m going to Hong Kong! Yeah.. off course I’m going to bandung, silly!
I turned my head.. whoops! Good stuffs there! Hehehe…. A cute guy and ( i think) nice too with dark brown suede jacket, smiled, and I saw a wing pin on left side of his jacket. Hmm, is this cute guy a pilot? Wow, kewl!
“Iya, ke Bandung… mau ke bandung juga?” whoa! I asked him back the same not-so-smart question.
And, well… I had a very nice trip that day, I put back the novel… having conversation with him was more interesting…. we’re talking about anything (but nothing personal), laughing together, and funny thing, he got brain cramp too! ( btw, his name is Chris and he’s not a pilot)….
…. Too bad, it didn’t end up with asking phone numbers or address… *huh*. This was because I was picked up with my boyfriend (at that time) , and this 'romantic' boyfriend of mine, welcomed me with a way too much unnecessary ‘love-show off’ actions that couldn’t be avoided.
blah!
(if, you… Chris, read this.. or you know any guy who wears dark brown suede jacket with wing pin on it, named Chris… please contact me, I’m still available… !:D)
Pernah nggak ditanyain, “jam berapa mbak..?” sama orang yang nggak dikenal, dan setelah lo lirik tangannya, eh… dia punya jam tangan sendiri yang setelah diperhati-perhatiin lagi, masih berfungsi dengan baik! Atau, ditanyain kakak kelas, “mau kuliah,ya?” didepan kelas, pas kuliah mau mulai, padahal lo tau kalo dia juga ikut kelas yang sama! Atau at least, nganggukin kepala deh, atau ngomong, "hey, apa kabar?" pas ketemu orang yang kita kenal di jalan..
Dalam kehidupan sehari-hari, secara sadar atau nggak sadar, sering kita ngucapin “hai!” atau “apa kabar?” atau, “selamat pagi…” atau Cuma sekedar salaman, nepuk bahu atau ngomentarin cuaca, atau mungkin sekedar nganggukin kepala.. untuk seenggaknya nunjukin kalo kita ramah dan kita mengakui keberadaan orang lain… jenis komunikasi kayak gitu, dalam bahasa dewa-nya, kata dosen gue, disebut : Phatic communication… kalo menurut bahasa braincramp gue : basa-basi.
Sebenernya dari dulu gue paling gak jago deh klo disuruh basa-basi kayak gitu, dan emang males….kalo sama orang yang gak begitu gue kenal, gue gak bakal negur duluan sebelum ditegur, atau kalo masih bisa menghindar, ya menghindar… males, bo! Dalam pikiran gue kalo udah berbasa-basi, trus, selanjutnya ngomong apa? orang gak kenal-kenal amat…. Jadi basi beneran kan? Makanya, banyak temen2 gue yang bilang, i was born with the meanest “hey-I-eat-people” look! :)
Sekarang mendingan, gue bisa sedikit lebih nice, bertolak dari pemikiran (shaelah!), gak ada ruginya bersikap ramah sama orang…., yah, at least ngasih good impression deh. Tapi yang jelas, untuk orang yang baru pertama ketemu (misalnya di perjalanan) sebagai ice breaker, gue menghindari pertanyaan-pertanyaan standar yang terlalu basi.. paling sebagai start, gue bakal nanya “cuacanya bagus,yah? Namanya siapa, mas?” hahahhaha.. yo, podho wae!.. enggak deng, biasanya gue observasi dulu, klo kliatan dia suka apa, gitu….. gue bakal sok-sok nanya hal yang dia suka, kayak waktu dalam salah satu perjalanan gue, disebelah gue duduk seorang ibu-ibu baca Danielle Steele, yo wis, gue nanya-nanya, "suka danielle steele, ya tante?" , dan akhirnya kita all the way ngebahas yang namanya novel, dan end upnya gue ‘ma dia sampe sekarang temenan dan masih e mail-emailan… (hallo, mbak Linda… ^^)
Tapi gue pernah kejebak juga, gara-gara pengen sok menerapkan phatic communication itu, ceritanya satu saat, gue kuliah nonstop dari pagi sampe sore banget, dan ya ampun itu yang namanya otak udah kram akut, makanya setelah kuliah terakhir selesai, gue kluar kelas, dan buru-buru mo pulang…., , eh diluar kelas, tau-tau gue liat ada temen seangkatan gue, orangnya tipe-tipe yang serius banget.. ya udah, karena udah muka ketemu muka, akhirnya mau gak mau gue senyum, dari senyum, gak enak dong, klo gak pake tambahan, ” Ngapain,mbak?” ya ampun… it turned to be the stupidity-of-the-day! Soalnya tiba-tiba dia cerita panjang lebar, “ iya, nih.. Ke… aku mau ketemu sama Pak Agus Sachari, mau mempertanyakan tentang proposal thesis saya….. ada beberapa hal yang yadda..yadda..yadda..yadda..” HUAAAAAAA!!!!!!!
Maaf kesalahan terletak pada kebodohan anda... maaf kesalahan terletak pada kebodohan anda........
Dan kepala gue tambah nyut-nyutan karena dia dengan semangatnya nerusin ngomongin semiotika, hyper realitas, dualisme art nouveau....endeswey endeskoy… Itu,mah.. yang namanya dapet kuliah tambahan, asli! Untung tiba-tiba ada temen gue yang melintas, langsung gue teriak,”hey.. hey! Det! Tadi katanya lo nyari gue?” jelas temen gue yang Cuma lewat bengong… dan setelah berpermisi-permisi sama si mbak yang satu ini, gue ngikutin temen gue sambil meluk , “Thanks, Det.. you’re my saviour!”
Yang jago beramah tamah gitu di keluarga gue, bokap, nenek dan adek gue…. Dan emang pada dasarnya mereka itu friendly berat. Semua orang suka dengan mereka dari pertama kali ketemu.
Klo nyokap? Deu, dia sih lebih parah dari gue (maab,mah! Diomongin… dikiiiit!). Yang paling ancur yang pernah nyokap gue lakuin adalah waktu dia lagi dipasar, trus ketemu temennya yang gak begitu deket ‘ma dia, dan ditanya,”mau belanja,bu?” … nyokap gue yang lagi keberatan ngangkat belanjaan ngejawab asal..,”nggak, bu! Mau keramas..”
oalah mah, mbok ya’o!